oleh : Ludger S
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Ini menerangkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, Indonesia terbentuk dari banyak perbedaan baik suku, ras dan agama. Tetapi tetap satu dalam berbangsa, bertumpah darah dan berbahasa.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000 pulau yang dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat Indonesia menjadi negara di urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah populasi yang terbesar di dunia.
Saat debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019) Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyebut Indonesia terdiri dari 714 suku dan memiliki lebih dari 1.001 bahasa daerah yang berbeda. Hal itu disampaikan Jokowi saat menjawab pertanyaan tentang Ideologi dari moderator yang bertugas, Retno Pinasti. Jokowi yang saat itu mendapat kesempatan menjawab setelah Prabowo, menyebut bahwa perbedaan yang ada bisa digunakan sebagai bentuk pendidikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. "Anak-anak harus diberi tahu bagaimana bertoleransi, karena kita ini memiliki 714 suku, anak-anak juga harus diberi tahu bagaimana berkawan dengan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air yang memiliki lebih dari 1.001 bahasa daerah yang berbeda-beda,” kata Jokowi.
Follow juga YouTube 👉 Gerunion Creator
Ada suku besar yang jarang disebut bahwa "Suku Unggu" ada suku tertua yang ada di Ende. Suku ini mendiami sebagian Ende bagia tengah dan Ende bagian utara. Di Lio umumnya kita mengenal, ata Unggu, ata Lio, ata Moni, ata Lise, dan lain sebagainya. Sebutan ata menerangkan "suku".
Di Lio kita akan mengenal yang Nama Nggua. 👇
Kata Nggua terdiri dari dua suku kata "nggu" dan "a" atau "gha". nggu berarti banyak orang datau keramaian, a atau gha berarti disini. Nggua mengandung arti panggilan kepada semua anggota clen untuk beramai - ramai di rumah adat atau kampung adat. Nggua juga mengandung arti rangkaian ceremoni.
Beberapa jenis Nggua yang ada di Lio :
1. Nggua Kibi (ceremonial emping padi)
2. Nggua Uta (ceremonial panen kebun ladang)
3. Nggua Po'o (ceremonial nasi bambu)
4. Nggua Keu (ceremonial pinang)
5. Nggua Uwi (ceremonial ienis umbian)
6. Nggua Pare (ceremonial padi)
7. Nggua Tu Tau (ceremonial awal mula)
Dari jenis nggua diatas tergantung masing - masing kampung adat. Ada menjalaninya sebagian ada yang menjalaninya seluruhnya.
Nggu a/gha adalah sebuah panggilan kepada semua yang berasal dari kampung tersebut untuk beramai - ramai ke kampung adatnya bahwa akan dilaksanakan ceremonial adat. Ini ditandai dengan bunyi nggo (gong) dan lamba / wani (beduk lokal). Semua anggota clen dipanggila untuk secara simbolis hasil panenannya untuk di bagi kepada sesama melalui tua adat (mosalaki) yang berhak. Semua dipanggil pulang untuk bersama - sama merayakan syukuran atas hasil kerja dalam satu musim. Saat "nggua" ada ceremonial memberi makan leluhur sebagai simbol syukuran kepada "Ngga'e gheta lando leja du'a ghale wena tana" (Sang Pencipta).