berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Peran Guru Dalam Mempertahankan Budaya Indonesia Untuk Membentuk Karakter Siswa

Oleh : Sr. Maria Hedwiq,KFS

Sr. Maria Hedwiq, KFS
Indonesia mempunyai keberagaman sosial yang terdiri dari budaya, suku bangsa, agama, adat istiadat, dan lain-lain. Prinsip yang digunakan sebagai dasar Negara Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda- beda tapi tetap satu jua. Oleh karena itu Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, agama, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain, tetapi menjadi satu kesatuan bangsa. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan budaya merupakan pikiran, akal budi, dan adat istiadat (Manurung et al., 2017). Kebudayaan menjadi ciri khas suatu bangsa yang melambangkan jati diri bangsa tersebut. Seiring perkembangan zaman, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dibutuhkan rasa nasionalisme yang tumbuh pada individu untuk menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsa Indonesia. masing-masing budaya di setiap daerah di indonesia memiliki keunikan yang berbeda-beda. Kebudayaan akan selalu mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu sehingga masyarakat yang memiliki kebudayaan itu harus tetap mengenal, memelihara, dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki agar setiap perubahan yang terjadi tidak menghilangkan karakter asli dari kebudayaan itu sendiri. 

Upaya pelestarian budaya dilakukan guna berjalannya pembentukan karakter warga Negara pada suatu bangsa. Pembentukan karakter suatu Negara merukapan hal penting dilakukan untuk menjaga eksistenti suatu bangsa atau Negara. Eksistensi suatu bangsa akan bertahan apabila bangsa tersebut memiliki identitas yang kuat (Wulan & Affandi, 2016). Pembentukan karakter tidak dapat dibentuk dalam waktu singkat, diperlukan kateladanan, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Karakter merupakan sifat, atau ciri watak seseorang yang membedakan dari orang lain (Widiyastuti, 2010). Pembentukan karakter harus sejak dini diberikan kepada siswa terutama pada jenjang sekolah dasar.

Pendidikan karakter dapat dilakukan pada proses pembelajaran atau lainnya. Dalam proses pembelajaran, karakter dapat dibentuk melalaui metode, materi dan strategi yang diberikan oleh guru dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan (Widiyastuti, 2010). Bukan hanya melalui proses pembelajaran saja, karakter juga dapat dibentuk melalui kegiatan sekolah yaitu ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler merupakan Kegiatan ekstrakulikuler merupakan serangkaian kegiatan terprogram yang dilakukan diluar kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menambah pengetahuan baru, mengasah kemampuan serta menumbuhkan minat dan bakat siswa (Apriyanti & Hidayat, 2019). Bukan hanya hal itu saja, kegiatan ekstrakulikuler merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan karakter siswa, termasuk diantaranya adalah kepemimpinan, disiplin, kejujuran, dan lain-lain. Hal tersebut juga dilakukan di Sekolah Indonesia, yang memiliki visi yaitu mewujudkan pusat pendidikan dan kebudayaan yang menghasilkan peserta didik: bertaqwa, berbudi, berbudaya, berprestasi, dan berwawasan global. Budaya sekolah yang ada di Sekolah Indonesia mencakup, budaya jujur, kerjasama, disiplin. Hal tersebut tidak terlepas dari peran guru atau pendidik Sekolah Indonesia. 

Kegiatan Pramuka dalam rangka peringati HUT Soempah Pemoeda 2021

Peranan guru di Sekolah sangat kuat dalam mempertahankan budaya Indonesia untuk membentuk karakter siswa. 

Guru berperan dalam usaha membantu dalam membentuk siswa yang berbudaya dan berkarakter, khusunya karakter Cinta Tanah Air Indonesia Dalam mempertahankan budaya Indonesia di Sekolah memerlukan konsep pembelajaran berbasis budaya, disamping konsep pem-belajaran peran guru juga dibutuhkan dalam mempertahankan Indonesia, hal tersebut merupakan upaya peran guru dalam mempertahankan budaya indonesia untuk membentuk karakter siswa di Sekolah. 

Konsep Pembelajaran Berbasis Budaya Indonesia

Pada saat pandemi, pemerintah telah meng-himbau rakyatnya untuk sosial distancing dengan menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal tersebut tentunya akan membatasi ruang gerak manusia untuk bersosial dan beraktivitas diluar rumah (Ahsani, 2020). Konsep pembelajaran pada saat pandemi ini, menerapkan sistem pembelajaran BDS (Belajar Di Sekolah) untuk siswa yang rumahnya dengan sekolah atau yang memakai kendaraan pribadi. Namun demikian, pembelajaran tersebut tetap dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan. Dan satu kelas dibagi 2 kelompok jadi, masuk secara bergantian. Selain BDS, juga menerapkan sistem BDR (Belajar Dari Rumah). Meskipun pembelajaran dilakukan dirumah, namun siswa tetap diberi dampingan oleh guru yaitu dengan cara menerapkan instrumen yang bisa memantau bahwa siswa tetap meningkatkan karakter mereka walau harus belajar dirumah. Belajar dirumah bisa dilakukan dengan panduan orangtua. Meski demikian, anak didik dirumah harus diberi edukasi yang positif dan produktif. Dengan adanya kemajuan digital yang sangat canggih, belajar dirumah bisa dilakukan dengan cara online tanpa harus bertatap muka dengan guru dan teman. Unruk itu, dalam mengoptimalkan sistem belajar dirumah bisa berjalan dengan baik harus diperlukan sarana dan prasarana yang baik pula seperti fasilitas internet dalam bentuk kuota belajar (Ahsani, 2020). Di Sekolah mempunyai prinsip pembelajaran yang berupa guru benar-benar mendidik peserta didik supaya mereka menjadi orang yang memiliki karakter sejak kecil. Kemudian, pada saat pembelajaran dirumah juga menyediakan feedback laporan orang tua. Indonesia yang memiliki keanekaragaman, dapat diterapkan lewat berbagai kesenian, yang ada. Kesenian inilah yang nantinya berkembang menjadi ciri khas . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan budaya merupakan pikiran, akal budi, dan adat istiadat (Manurung et al., 2017). Kebudayaan merupakan suatu hasil kegiatan dan penciptaaan akal budi manusia, yang meliputi: kepercayaan, kesenian, serta adat istiadat. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi berpendapat bahwa budaya adalah segala sesuatu yang di dapat dari akal budi manusia. (Damayanti, 2015). Karena tidak hanya bekerja dengan akal budinya saja, tetapi menggunakan konsep yang kuat, serta perasaan dan kehendak.

Budaya sebagai pendidikan, dalam hal menyampaikannya bukan sekedar dilakukan pada kompleks pendidikan saja, tetapi lingkungan keluarga juga mempengaruhi. Lingkungan juga memiiki peran yang sangat penting terhadap perilaku manusia, khususnya di lingkungan sekolah. Karena disekolah banyak harapan agar bisa memperbaiki perilaku siswa dari yang kurang baik menjadi lebih baik lagi, dan seterusnya. Sekolah juga memberikan lingkungan yang menunjang bagi kesuksesan dari pendidikan yang telah diharapkan.

Memperkenalkan budaya dilembaga pendidikan bisa diajarkan lewat mata pembelajaran seni budaya. Ada tiga macam model pembelajaran berbasis budaya antara lain : pertama, model pembelajaran berbasis budaya melalui permainan tradisional dan lagu-lagu daerah. Kedua, model pembelajaran berbasis budaya melalui cerita rakyat, dan yang ketiga yaitu model pembelajaran berbasis budaya melalui penggunaan alat-alat tradisional (Wuryandani, 2010).


Peran Guru dalam Mempertahankan Budaya Indonesia

Keaneka ragaman budaya yang ada di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya (Abdullah, 2016). Peran guru dalam mempertahankan budaya Indonesia sangat kuat untuk membentuk karakter siswa. Apalagi di tengah-tengah kehidupan dengan warga Negara asing, pasti muncul kekhawatiran akan hilangnya budaya negeri sendiri. Budaya sekolah merupakan kualitas sekolah didalam kehidupan sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai-nilai dan spirit tertentu (Eva, 2016). 

Hasil karya yang mengandung keindahan dan dapat di ekpresikan dengan sebuah gerakan, suara, dan ekspresi lainnya adalah kesenian (Fauzan & Nashar, 2017). Kesenian dapat di kembangkan melalui sebuah pengetahuan-pengetahuan yang nantinya menjadi budaya ataupun tradisi yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. factor lingkungan menjadi salah satu peran yang sangat penting terhadap perilaku manusia, khususnya ada pada lingkungan sekolah. Peran guru dalam mempertahankan budaya Indonesia adalah dengan tetap memperkenalkan budaya Indonesia di dalam lembaga pendidikan tersebut. Guru bisa berperan mengajarkan kesenian lewat mata pelajaran seni budaya, ada tiga macam model pembelajaran berbasis budaya, antara lain bisa dengan melalui permainan tradisional, lagu-lagu daerah, penggunaan alat-alat tradisional dan lain sebagainya (Wuryandani, 2010). Dengan adanya mata pelajaran seni budaya, siswa menjadi sering mempelajari bagaimana kebudayaan Indonesia itu, dan guru juga berperan memperkenalkan dan mengajarkan kebu-dayaan apa saja yang ada di Indonesia. Karena guru memiliki komponen dalam pembentukan budaya sekolah dan juga memiliki peranan yang penting untuk mencapai suatu tujuan pendidikan (Mulyati et al., 2013).

Peran guru dalam mempertahankan budaya Indonesia, guru juga tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan umum saja, akan tetapi juga mengajarkan kesenian. Kesenian sendiri diajarkan melalui Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat menambah wawasan pengetahuan siswa tentang kebudayaan Indonesia. Meliputi kesenian Tari daerah , alat music tradisional, membuat hasta karya termasuk melukis batik yang menjadi ciri khas Negara Indonesia. Tidak bernaung di langit Indonesia bukan berarti peserta didik kehilangan akar budaya dan tradisi sekolah yang melahirkan banyak alumni, dengan begitu cukup membekali mereka dengan kesenian yang memadai. Guru sebagai fasilitaor dalam mempertahankan budaya Indonesia tentunya dengan terus memperkenalkan banyak budaya dan kesenian bangsa Indonesia melalui kegiatan ekstrakulikuler ataupun dengan pelajaran seni budaya tersebut dengan tujuan agar peserta didik mampu mempelajari bahkan mempraktekkan kesenian ataupun budaya Indonesia. 

Peran guru dalam Mempertahankan Budaya Indonesia untuk Membentuk Karakter Siswa di Sekolah

Pendidikan berperan penting dalam perkembangan karakter seseorang. Karena melalui pendidikan menjadi sarana dalam membangun karakter dan watak seseorang dengan cara pembelajaran yang baik atau terarah. Pendidikan berkarakter dilakukan secara terpadu sesuai jalurnya, baik dengan cara formal, informal maupun non formal (Anam & Sakiyati, 2019). 

Semua usaha yang bisa dilakukan guru/pendidik dalam mempengaruhi karakter siswanya merupakan definisi dari pendidikan berkarakter. Guru berperan dalam usaha membantu sesorang/peserta sehingga mereka bisa memper-hatikan, memahami, dan melakukan nilai-nilai yang berkaitan dengan etika di Sekolah.

Peranan Guru di Sekolah sangat kuat dalam mempertahankan budaya Indonesia untuk membentuk karakter siswa

Ditengah-tengah kehidupan dengan warga negara asing pastilah menjadi kekhawatiran akan hilangnya budaya Negara sendiri. Tidak bernaung dilangit Indonesia bukan berarti peserta didik kehilangan akar budaya dan tradisi sekolah yang melahirkan banyak alumni ini membekali mereka dengan kesenian yang cukup memadai. Peserta didik mahir memainkan musik, tarian daerah, dan membuat hasta karya termasuk melukis batik. Keceradasan memang diperlukan, namun karakter kecerdasan tersebut tidak akan bermakna. Pendidikan karakter yang ada di Sekolah tidak hanya didapatkan dalam proses kegiatan pembelajaran saja, akan tetapi pendidikan karakter juga bisa didapatkan melalui kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstra-kulikuler merupakan serangkaian kegiatan ter-program yang dilakukan diluar kegiatan pembe-lajaran yang bertujuan untuk menambah pengetahuan baru, mengasah kemampuan serta menumbuhkan minat dan bakat siswa.

Ada beberapa karakter yang bisa diterapkan di sekolah, antara lain yaitu :

  1. KedisiplinanPeserta didik harus memiliki karakter disiplin dengan cara melakukan kebiasaan yang bisa mencerminkan sikap disiplin terhadap peserta didik. Sikap disiplin yang timbul dalam diri peserta didik atas kemauan sendiri tanpa ada unsur keterpaksaan dari orang lain. Di sekolah menerapkan tata tertib sekolah yang harus dilakukan peserta didik agar mampu menumbuhkan karakter kedisiplinan (Fitriyah, 2018)
  2. Cinta budaya. Sekolah merupakan wadah kreativitas agar siswa tidak hanya pandai dalam bidang akademik tetapi juga wadah imajinasi dan kreasi siswa. Hal itu dapat dilihat bahwa Sekolah memiliki program ekstrakurikuler tari. Pentingnya dalam memahi belajar tari di jenjang sekolah dasar (SD) tidak hanya di nilai dari estetikanya saja, melainkan juga di pahami melalui pembuatan ide sampai ide tersebut dapat terealisasikan. Mulai dari pemilihan tari yang cocok untuk di ajarkan di jenjang sehingga dapat di apresiasi melalui pertunjukan pensi yang di gelar setiap akhir tahun pelajaran. Karena ditengah-tengan hidup diantara orang lain, hal itu bisa memberikan kebanggaan terhadap Bangsa Indonesia, dan bisa memperkenalkan budaya-budaya Indonesia kepada masyarakat luar negeri. Tujuan diadakannya pantas seni akhir tahun pelajaran guna sebagai upaya melestarikan serta mengembangkan budaya Indonesia Tujuan adanya pendidikan dan kebiasaan yang dilakukan di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga yaitu menambah cinta terhadap budaya yang abadi Indonesia. 
  3. Cinta Tanah Air. Mempunyai rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia merupakan hal sangat penting yang harus dimiliki peserta didik, karena sebagai perwujudan kebanggaan terhadap tanah airnya, rela berkorban bagi bangsa dan negaranya, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Seseorang yang memiliki rasa cinta tanah air akan melakukan segala hal untuk melindungi, menjaga kedaulatan, dan kehormatan. Rasa cinta tanah air yang dimiliki seseorang inilah yang akan mendorong seseorang dalam membangun negara yang penuh dedikasi. Maka dari itu, rasa cinta terhadap tanah air perlu dikembangkan disetiap jiwa individu yang termasuk warga negara supaya tujuan hidup bersama bisa tercapai (Tarmizi, 2017).

Terdapat berbagai macam kegiatan ekstra-kulikuler yang mampu membentuk karakter cinta tanah air yang ada di Sekolah Indonesia bisa melalui kegiatan PASKIBRAKA, pramuka, dan kegiatan-kegiatan ektrakulikuer lainnya yang mampu mengasah kemampuan siswa. Kegiatan tersebut tentu tidak lepas dari peran guru yang berperan ganda dalam melestarikan dan membentuk karakter siswa di Sekolah

Kesimpulan

Konsep pembelajaran dalam masa pandemi ini menerapkan sistem pembelajaran BDS (Belajar Di Sekolah) dan BDR (Belajar Di Rumah). Selain itu, guru juga memiliki peran dalam mempertahankan budaya Indonesia. Yaitu dengan cara mengajarkan kesenian. Kesenian sendiri diajarkan melalui Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat menambah wawasan pengetahuan siswa tentang kebudayaan Indonesia. Kesenian tersebut meliputi Tari daerah, alat music tradisional, membuat hasta karya termasuk melukis batik yang menjadi ciri khas Negara Indonesia. Dalam pelestarian tersebut tentu saja terdapat campur tangan dari guru yang selalu membagi ilmu pengetahuan kepada siswanya mengenai kebudayaan Indonesia. pembentukan karakter sudah di tanamkan sejak memasuki jenjang taman kanak-kanak dan bingkai dalam berbagai macam bentuk kegiatan. Karakter yang diterapkan dalam sekolah tersebut meliputi kedisiplinan, cinta budaya, dan cinta tanah air yang berupa ekstrakulikuler PASKIBRAKA, yang bersemboyan “Satu untuk semua, semua untuk satu”. Dengan begitu diharapkan semua guru dapat mempertahankan budaya indonesia untuk membentuk karakter siswa.

Penulis adalah pengajar di SMPK Amal dan Kurban (Amkur) Sambas, Kalimantan Barat.

Share: Youtube

2 komentar:

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook

Gerunion Creator

Wikipedia

Hasil penelusuran

Adsense

Recent Posts

Pepatah Lio

  • Ni Sariphi Tau Wini, Tuke Sawole ngara du nggonde.
  • Lowo Jawu Ae Ngenda.
  • Ndange Beke dan Ngenda Beke.