berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Patrilinear dan Matrilinear di Lio Ende

 oleh Ludger S

Lio merupakan satu wilayah adat di Kabupaten Ende yang terdiri dari beberapa suku dan clan adat. Beberapa sebutan yang sering dilafalkan seperti Lio Utara yang tersebear di kecamatan Wewaria, Maurole, Kota Baru dan Detukeli. Lio Tengah yang tersebar di kecamatan Detusoko, Kelumutu dan sebagian Wolowaru dan sebagian Ndona Timur. Lio Barat yang mendiami kecamatan Nonda dan Ndona Timur. Lio Selatan yang mendiami kecamatan Wolowaru, Wolojita, sebagian Ndona Timur. Lio Timur yang tersebar di kecamatan Lio Timur dan Ndori. 

Wilayah Lio terkenal dengan multikulturalnya. Beberapa suku (Unggu, Mbuli, Lise, Moni, dll), dengan budaya, dialeg bahasa, beberapa agama, dan tradisi sangat memeriahi kehidupan sehari-hari masyarakat Lio. Masyarakat yang beragam ini hidup dan berinteraksi dengan nyaman tanpa adanya perbedaan yang meretakkan integrasi ke-Lio-an mereka. Sebagai makhluk sosial, tentu saja mereka bersosialisasi dengan mengatasnamakan teman, kepentingan, dan perasaan. Integrasi ini juga termasuk adanya pernikahan antara dua orang yang memiliki latar belakang suku yang berbeda.

Siklus kehidupan dari kelahiran hingga kematian selalu menjadi suatu sejarah kehidupan dari setiap individu manusia. Diantara kelahiran dan kematian tentu ada perkawinan. Disetiap tatanan sosial budaya, perkawianan dikategorikan sebagai matrilinear, patrilinear dan multilinear. Sebagai penekanan disini matrilinear adalah struktur masyarakat geneologis pertalian darah menurut garis ibu sedangkan patrilinear adalah struktur masyarakat geneologis pertalian darah menurut garis ayah dan multilinear adalah struktur masyarakat geneologis pertalian darah menurut garis ayah dan juga ibu. Apabila patrilinear dan matrilinear bersatu, maka imbas yang ditimbulkan adalah ke sang anak. Sang anak akan kesulitan untuk mendapatkan garis keturunan dari ayah atau ibunya karena jika berada di daerah kedua orang tuanya, maka ia tidak dianggap asli dari daerah keduanya orangtua. Hal ini terjadi karena apabila ia berada di daerah sang ibu yang menganut patrilinear namun suaminya tidak berasal dari daerah tersebut maka anak mereka tidak dianggap mendapatkan garis suku dari sang ibu, begitu pula bila berada di daerah sang ayah yang menganut matrilinear.

Hal diatas adalah contoh negatif dari perkawinan multikultural. Namun jika ditilik melalui kacamata yang berbeda, perkawinan multikultural akan berdampak bagus bagi anak mereka karena sang anak akan belajar menerima perbedaan di dalam hidupnya secara langsung. Ia mampu menghargai budaya-budaya, orang-orang, bahasa-bahasa yang berbeda, mampu beradap tadi dengan baik, dan mampu memiliki sikap toleransi yang baik.

Jadi anak dari hasil perkawinan multikultural bukanlah anak "gadungan" seperti kebanyakan orang awam menyebutnya, terkhusus di daerah pedalaman yang mendapat tetangga yang memiliki anak dari hasil perkawinan multikultural.

Patrilinear dan Matrilinear di Lio

Seperti budaya lainnya di berbagai belahan dunia, di Lio juga mempunyai budaya perkawinan. Dari setiap perkawinan tentunya setiap pasangan menginginkan memiliki anak, cucu yang selanjutnya menjadi generasi penerus keluarga. Ini tentu menjadi kebahagiaan tersendiri. 

Sebagian suku di Lio menganut patrilinear, sebagaiannya matrilinear, mengacu pada jenis perkawinan adat. Apakah jenis perkawinan "dei ngai pawe ate (suka sama suka), ruru gare (lamaran), pa'a tu'a (perkawinan yang terjadi karena perkawinan generasi terdahulu)". 

Baca Juga : Perkawinan Adat Lio

Dari jenis perkawinan yang dilaksanakan terdahulu sangat mempengaruhi hak anak terhadap garis keturunan ayah atau garis keturunan ibu. Ditiap jenis perkawinan adat tersebut kita akan mengenal hantaran atau mahar atau belisnya. Belis atau mahar menjadi unsur penentu apakah anak mereka menjadi patrilinear atau matrilinear.

Patrilinear

Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Kata ini sering kali disamakan dengan patriarkat atau patriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu pater yang berarti ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. 

Sementara itu, patriarkat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu pater yang berarti "ayah", dan archein yang berarti memerintah. Jadi, patriarki berarti kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.

Sebagian besar beberapa suku di Lio menganut Patrilinear atau mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Seorang gadis dengan atau tanpa mahar akan meninggalkan keluarganya dan bersatu serta menjadi bagian dari keluarga suami. Anak - anak yang lahir dari hasil perkawinan mereka menjadi rumpun keluarga besar keluarga laki - laki. Mereka akan bekerja dilahan atau kebun milik keluarga ayah. Hubungan kekerabatan dengan keluarga ibu akan tetap terjalin dalam hal "wurumana". Seperti pada saat kelahiran, pernikahan anak - anak mereka peran paman atau saudara dari ibu sangat besar. 

Matrilinear

Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Kata ini sering kali disamakan dengan matriarkhat atau matriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu mater yang berarti ibu, dan archein yang berarti memerintah. Jadi, matriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak perempuan.

Baca Juga : Wurumana

Dalam adat matrilineal, anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garis keturunan perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat dan meresap diantara para warganya yang seketurunan menurut garis ibu yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak

Seorang anak menjadi matrilinear disebabkan dari jenis perkawinan ayah dan ibu mereka. Seperti pada jenis perkawinan suka sama suka atau "dei ngai pawe ate". Perkawinan jenis ini tidak menuntut belis atau mahar. Seberapapun yang dihantar oleh laki - laki tidak menjadi hitungan. Kelak berdampak pada anak, dimana anak akan menjadi matrilinear yang berhak atas warisan keluarga ibu mereka dan dibawah pengawasan sang paman atau saudara laki-laki dari ibu. Sang suami atau bapak terkesan kawin masuk. 

Kelak jikalau ada pembicaraan lanjutan dari keluarga laki-laki, maka anak pertama dan kedua tetap menjadi bagian dari keluarga ibu. Dalam sebutan lokal di Lio dikenal dengan sebutan "ana wawo pare". Sedang anak yang ke-3 dan seterusnya menjadi patrilinear. Bagaimana kalau anak hanya 1 atau 2 orang? Anak tersebut tetap menjadi matrilinear.  


Share: Youtube

RPJMD KABUPATEN ENDE TAHUN 2014-2019

Kebijakan Pembangunan Kabupaten Ende Tahun 2014-2019

Share: Youtube

Cerita Rakyat "Ata Wolo"

 Oleh : Ludger S


Suatu ketika hiduplah satu keluarga yang juga sebagai tuan tanah atau sebagai mosalaki (tua adat). Sebut saja namanya, Beke. Dia mempunya tiga orang anak, dua putra dan satu putri. Kedua putra bernama "Ndange dan Ngenda. Sedangkan yang putri sebut saja "Kibhi". Ketiga anaknya masing - masing sudah berkeluarga. 

Menjadi kebiasaan yang wajib bahwa setiap tahun dikmapung Beke harus melaksanakan seremonial adat tahunan yang disebut "Nggua". Ini dilakukan sebagai simbol syukuran atas keberhasilan dalam kehidupan mereka. Keberhasilan itu berupa hasil panen yang melimpah, kehidupan mereka yang diberkati oleh Tuhan dan leluhur. Nggua juga sebagai simbol bahwa setelah acara seremonial tersebut dimulainya musim tanam untuk tahun berikutnya. 

Baca Juga : Bulan dalam Bahasa Lio

Sebelum dimulainya acara Nggua mereka harus menyiapkan daging dari binatang atau hewan yang didapati dari hutan atau dalam bahasa Lio disebut, "nake oto". Suatu malam Beke menginstruksikan kepada kedua putranya untuk berburu daging hutan. Besok setelah ada daging hutan akan dimulainya seremonial adat atau "nggua".

Pagi - pagi benar berangkatlah Ndange dan Ngenda untuk berburu. Dengan beberapa ekor anjing piaraan mereka mulai menyusuri hutan terdekat. Akhirnya sebelum matahari tepat diatas kepala mereka sudah mendapat tiga ekor musang. Sambil beristirahat dipinggir kali kedua kakak beradik mulai memikirkan bagaimana cara membagi hasil buruan mereka.

Ndange, sebagai kakak mulai membagi musang tersebut. Ini kamu, ini saya lalu yang ini siapa? Dicobanya hal yang sama beberapa kali. Ini kamu, ini saya lalu yang ini untuk siapa? Dalam bahasa Lio, ina kau, ina aku na eo ina sai? 

Sudah beberapa kali sang kakak Ndange membagi itu, tetap tidak terbagikan yang satu ekornya. Akhirnya sang adik Ngenda mengambil alih dan berkata, Kak, coba saya bagi. Sang adik mulai membagikan hasil buruan. "ina kae, ina aku ina sai? Dilakukannya berulang - ulang beberapa kali. Tetapi tidak ada hasilnya. Yang satu ekornya tetap tidak terbagikan. 

Sementara itu dikampung sang bapak, Beke sudah mulai gelisah. Matahari sudah condong kebarat sudah mendekati bibir gunung di belakang kampung. Bapak Beke bertanya ke orang - orang yang ada, apakah kamu melihat Ndange dan Ngenda? Semua menjawab tidak tau dan tidak ketemu dengan kedua anaknya. Dalam kegelisahan akhirnya Bapak Beke meninta bantuan kepada suami anaknya untuk mencari sampai ketemu kedua putranya. 

Baca Juga : Hukum Adat Lio

Dengan semangat sang suang dari anak putrinya pergi mencari kedua iparnya. Ip[ar dalam bahasa Lio dipanggil dengan sebutan "Eja". Akhirnya sambil menyusuri daerah hujan dia berinisiatif untuk memanggil kedua ejanya. Ejaaaaa....... eja......eja.... Beberapa saat kemudian dia menemukan kedua ejanya dipinggi kali. Kedua ejanya langsung menyambut dengan pertanyaan. "ngere emba ai? (bagaimana?) Sambil terengah - engah sang eja menjawab, "aku eo ema si'i gae miu ga. leja leu rewa na miu iwa tei rewo". (saya disuruh bapak untuk mencari kamu. Matahari sudah condong kebarat tetapi kamu belum muncul kekampung).

Ndange, "ngere ina eja, kami na rewa senea dapa luwu. ta,... dapa luwu eko telu, kami menga imu rua we". (begini eja, kami sudah dapat jatah sejak tadi tetapi yang didapat 3 ekor sedangkan kami hanya 2 orang). Sambung ejanya. Nah coba bagi diantara kamu dua. Ndange langsung ambil alih untuk membaginya. Kembali dengan rumusan yang sama, ini kamu, ini saya ini siapa? Berulang kali Ndange lakukan itu. Ganti dengan sang adik Ngenda. Ina kae, ina aku ina sai? Ngenda juga mengalami hal yang sama, tidak bisa membagi ketiga ekor musang untuk dau orang. 

Akhirnya sang eja meminta untuk membagikan hasil buruan kakak beradik itu. Sang eja duduk bersila dikedua kakak beradik lalu lakukan pembagian buruan itu. Ini eja Ndange, ini eja Ngenda ini saya. Akhirnya dengan senyum puas kedua kakak beradik berkata, mesi kau mai si nenea na deki rewa ghea nua ga kita na. (coba saja kamu datang sedari dati pasti kita sudah sampai dikampung). Akhirnya dengan senyum puas mereka bertiga meninggalkan hutan menuju kampung. Bapak Beke yang sudah dari awal menunggu akhirnya puas dengan kedatangan 2 putra dan anak menantunya. 

 

 

Share: Youtube

Mengenal Gaslighting dan Contoh Perilakunya

Gaslighting  adalah tindakan memanipulasi seseorang dengan memaksa korban untuk mempertanyakan pikiran, perasaan dan peristiwa yang dialami. Istilah gaslighting berasal dari drama dan film yang berjudul “Gaslight”. Dalam film tersebut, tokoh suami memanipulasi sang istri untuk meyakinkannya bawa ia akan gila. Baik disengaja maupun tidak, gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi. Ini dapat terjadi dalam hubungan kerja, pertemanan, keluarga, dan pasangan.

Tanda – tanda gaslighting

Dilansir dari Healthline, menurut Robin Stern, PhD, penulis buku The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Live, berikut adalah tanda-tanda seseorang menjadi korban gaslighting :

·        Merasa diri berbeda 

·        Menjadi lebih cemas dan tidak percaya diri

·        Sering mempertanyakan perasaan sendiri 

·        Merasa selalu salah 

·        Sering meminta maaf

·        Merasa ada sesuatu yang salah, tetapi tidak bisa mengidentifikasinya 

·        Sering mempertanyakan sikap dan perilaku sendiri 

·        Merasa terisolasi dari teman dan keluarga

·        Merasa sulit membuat keputusan

·        Merasa putus asa

·        Merasa sulit menikmati aktivitas yang disukai

Contoh gaslighting

·        Meremehkan perasaan 

·        Memberitahu bahwa ada orang-orang yang berbicara buruk tentang korban

·        Mengatakan suatu hal yang kemudian mereka bantah

·        Menyangkal peristiwa yang dialami korban

Apa yang harus dilakukan saat menjadi korban gaslighting?

Para pelaku gaslighting akan membuat korbannya meragukan diri sendiri, bahkan kewarasannya. Untuk gambaran yang lebih jelas, beberapa contoh tindakan gaslighting adalah sebagai berikut:
Menyadari bahwa diri sendiri adalah korban gaslighting adalah langkah awal yang penting untuk mencari pertolongan.

Langkah selanjutnya, korban bisa menemui psikiater, psikolog, atau terapis untuk melakukan konsultasi.

Para profesional tersebut dapat membantu korban memahami dan membantu korban keluar dari keraguan dan ketakutan yang dialami.

Korban akan diajak untuk belajar mengelola keraguan dan kecemasan serta mengembangkan keterampilan untuk mengatasinya.


Share: Youtube

Manfaat Luar Biasa Pohon Dadap

Oleh Ludger S 
Dadap atau pohon dadap atau bahasa lokal dikenal dengan sebutan "dero". Merupakan jenis tanaman perdu atau pohon pelindung. Banyak warga menggunakan sebagai pohon pelindung kopi. Siapa sangga "dero" atau
dadap atau Erythrina orientalis ini mengandung senyawa yang berfungsi untuk mencegah berbagai macam penyakit. Bahkan, menurut sejumlah penelitian, dadap serep mampu menurunkan risiko penyakit kanker. Tanaman dadap termasuk genus besar Erythrina dari keluarga Leguminosae. Genus ini terdiri dari 120 spesies dan tersebar di berbagai daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Kalau di Flores hanya terdapat 2 jenis yang dalam bahasa lokalnya "dero" dan dero kera". Dero kera dimana seluruh kulit batangnya terdapat duri. 

Mencegah Infeksi Usus

Manfaat dadap serep yang pertama adalah mencegah terjadinya infeksi usus. Tanaman herbal ini memiliki kandungan senyawa yang berperan penting untuk mencegah terjadinya infeksi usus. Selain itu, dadap serep juga dipercaya mampu mengatasi gangguan lambung dan meredakan perut mulas. 
Cara mendapatkan manfaatnya cukup mudah, ambil daun dadap serep yang masih segar, lalu tumbuk bersama daun sosor bebek. Setelah itu, letakkan pada permukaan perut. Lakukan cara ini secara rutin dan teratur sampai perut mulas mereda.

Mengatasi Asam Urat  

Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan rasa panas di area persendian. Gangguan ini bisa terjadi di seluruh sendi tubuh, terutama pada jari tangan dan lutut. Salah satu cara mengatasi asam urat yang cukup efektif adalah menggunakan dadap serep. 
Untuk mendapatkan manfaat dadap serep untuk mengatasi asam urat cukup mudah, Anda hanya perlu mengonsumsi air rebusan dadap serep. Lakukan cara ini secara rutin dan teratur sampai asam urat mereda.

Mengatasi Rematik

Rematik atau peradangan sendi disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Gejala paling umum yang dirasakan saat mengalami rematik yaitu adanya rasa nyeri sendi, kaku hingga bengkak. Rematik apabila tidak segara diatasi maka dapat menimbulkan gangguan pada kulit, paru-paru hingga jantung.
Salah satu cara mengatasi rematik secara alami ialah menggunakan daun dadap serep. Kandungan senyawa aktif pada daun dadap serep mampu memberi efek antiinflamsi yang dapat mengatasi gangguan persendian. Untuk mendapatkan manfaat dadap serep, terlebih dahulu panaskan daun di atas api kecil, lalu gunakan sebagai tapal pada bagian sendi yang mengalami nyeri.

Baca Juga : Potensi Kopi Wologai

Mengatasi Insomia

Insomnia merupakan gangguan tidur yang bisa menyebabkan penderitanya kesulitan tidur atau tidak cukup tidur. Kondisi ini bisa menyebabkan penderita mengalami pusing dan dapat mengganggu aktivitas keesokan harinya.
Bagi Anda yang memiliki gangguan insomnia, disarankan untuk mengonsumsi dadap serep secara teratur. Sebab, kandungan dadap serep mampu memberi efek tenang dan rileks. 
Caranya cukup mudah, pilih daun dadap serep yang masih segar, lalu gunakan sebagai lalapan untuk menu sehari-hari.

Menurunkan Panas (Demam)

Manfaat daun dadap serep yang pertama adalah mampu menurunkan panas. Masyarakat Indonesia telah lama menggunakan daun dadap serep ini untuk mengatasi demam karena sifat antipiretik yang dikandungnya.
Klaim ini dibuktikan dalam Jurnal MEDFARM: Farmasi dan Kesehatan yang menunjukkan bahwa ekstrak daun dadap serep dapat menurunkan suhu demam ketika diformulasikan dalam bentuk hidrogel.
Uji fitokimia dari berbagai bagian pada tanaman dadap serep ini juga dilaporkan memiliki kandungan saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan alkaloida.
Di mana kandungan zat-zat tersebutlah yang membuat tanaman dadap serep memiliki fungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, serta antimalaria.

Mengandung Senyawa Antikanker

Daun dadap serep diketahui memiliki senyawa antikanker lho, Moms. Sebuah studi yang dilakukan oleh dosen dari Universitas Airlangga menemukan bahwa dadap serep memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antikanker.
Bagian tanaman dadap serep yang diteliti adalah kulit batang, bagian yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional.
Selain itu, pemilihan kulit batang juga dipilih karena merupakan bagian yang paling banyak menyimpan metabolit-metabolit sekunder dari bagian tanaman yang lain.
Hasil penelitian dengan spektrometer pun menunjukkan, setidaknya terdapat 5 senyawa yang ditemukan pada dadap serep, yakni phaseollinshinpterocarpin4’-O-methyl licoflavanonealpinumisoflavone, dan 8-prenyldaizein.
Kelima senyawa tersebut diuji aktivitasnya sebagai senyawa sitotoksik atau antikanker dengan sel kanker leukemia.
Dari uji tersebut diketahui bahwa senyawa 
phaseollin, shinpterocarpinalpinumisoflavone, dan 8-prenyldaizein pada dadap serep memiliki kekuatan yang moderat sebagai antikanker. Sementara senyawa 4’-O-methyl licoflavanone yang bersifat tidak aktif sebagai antikanker.
Artinya, dadap serep tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker, tetapi bisa untuk pencegahan. Senyawa phaseollin dan senyawa 8-prenyldaizein pada dadap serep cukup aktif sebagai antioksidan, bahkan lebih aktif dari vitamin C. Senyawa antioksidan ini berfungsi untuk menekan radikal bebas dalam tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengurangi keriput, mencegah penyakit saraf, kanker, dan penyakit jantung koroner.

Baca juga : Hukum Adat Lio

Meluruhkan Dahak saat Batuk

Manfaat tanaman dadap serep yang berikutnya adalah digunakan untuk bantu meluruhkan dahak saat batuk.
Bagian tanaman yang digunakan dari dadap serep untuk meluruhkan dahak adalah kulit kayunya yang memiliki kandungan senyawa kimia alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina.
Dadap serep ini bersifat khas pahit, tetapi cukup efektif untuk mengatasi batuk berdahak.
Pasalnya, dadap serep mengandung beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol yang memiliki aktivitas mukolitik sehingga mempermudah pengeluaran dahak.
Dalam Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung, disebutkan bahwa flavonoid bekerja dengan cara memecahkan benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida yang berbentuk selaput gel dari mukus.
Sementara saponin bekerja dengan cara mengiritasi saraf vagal dengan tindakan refleks yang menyebabkan peningkatan sekresi lendir di saluran udara.
Sama seperti halnya dengan golongan senyawa kimia saponin, alkaloid bekerja dengan cara meningkatkan sekresi dahak dengan mekanisme refleksif.
Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa kulit batang dadap serep memiliki potensi sebagai mukolitik, dikarenakan memiliki kemiripan golongan senyawa kimia flavonoid, alkaloid, dan saponin.

Memiliki Sifat Antimikroba

Tanaman dadap serep juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans (C. albicans) dan Staphylococcus epidermidis (S. epidermidis).
C. Albicansis adalah salah satu spesies jamur dari genus Candida dan flora normal di saluran pencernaan, selaput lendir, saluran pernapasan, vagina, uretra, kulit dan di bawah kuku. C. Albicans dapat menjadi patogen penyebab infeksi seperti septikemia, endokarditis atau meningitis.
Sedangkan S. Epidermidisis merupakan salah satu spesies dari genus bakteri Staphylococcus, yang biasa ditemukan pada kasus klinis. Staphylococcus epidermidis umumnya dapat menimbulkan penyakit pembengkakan (abses) seperti jerawat, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan infeksi ginjal
Sebuah penelitian dalam Journal of Chemical Natural Resources menunjukkan bahwa ekstrak daun dadap serep mengandung alkaloid, flavonoid, saphonin dan triterpenoid yang bersifat sebagai antimikroba.
Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook