berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

SPKP Desa Wologai Tengah

Oleh : Ludger S


Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan atau yang disingkat SPKP adalah organisasi masyarakat di tingkat desa yang dibentuk berdasarkan hasil musyawarah berbagai pihak di wilayah desa dalam upaya melestarikan fungsi dan manfaat hutan dan lahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Penyuluhan kehutanan merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat yang tidak dapat dilakukan oleh penyuluh kehutanan saja tetapi harus dilakukan secara bersama antara penyuluh kehutanan dengan masyarakat. Masyarakat dapat berperan dalam kegiatan penyuluhan melalui Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan sehingga dapat mendorong peningkatan produktifitas dan kemandirian masyarakat melalui berbagi aktifitas produktif yang mereka lakukan. Melalui kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat di dusun Resettlement desa Wologai Tengah, diharapkan akan lebih berdaya sehingga dapat menggali dan meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya maupun potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Detusoko dan Kabupaten Ende menuju ke arah kemandirian yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya.

SPKP desa Wologai Tengah dibentuk oleh musyawarah desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa sejak tahun 2010. Sejak 2014 dipimpin oleh Stephanus Wempi.  SPKP beranggotakan 30 orang yang tersebar dusun Wologai dan dusun Resettlement desa Wologai Tengah. 

Kades Emilianus Linu
Kepala Desa Wologai Tengah bapak Emilianus Linu yang dihubungi via seluler menegaskan, dengan dibentuknya SPKP Desa Wologai Tengah diharapkan : (1). dapat menekan laju kerusakan sumberdaya hutan, (2). Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan bisa menjadi  wahana pembelajaran masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada usaha yang digeluti menjadi lebih baik, (3). Kehadiran sentra penyuluhan kehutanan pedesaan di Wologai Tengah harus dapat memacu peran serta pria dan wanita dalam kegiatan penyuluhan dan pembangunan kehutanan secara serasi dan hormonis, (4). Kehadiran sentra penyuluhan kehutanan pedesaan di Wologai Tengah, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kelompok kelompok usaha produktif yang telah ada.

Stephanus Wempi
Stephanus Wempi atau yang akrab disapa Wempi, sebagai ketua kelompok SPKP Desa Wologai Tengah menjelaskan dibawah kepemimpinannya sejak 2014, bersama anggota kelompok telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya kerja kelompok. Sejak tahun 2017 bersampa pendamping dari Balai Taman Nasional Kelimutu, telah mengembangkan kegiatan kelompok dalam berbagai kegiatan yang pada prinsipnya : (1) melakukan konservasi alam, (2) meningkatkan kompetensi anggota keompok dalam konsep pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok SPKP, (3) melestarikan lingkungan hidup. Ke -3 prinsip tersebut dilaksanakan secara rutin dan terus menerus. Untuk tahun 2019, SPKP Desa wologai Tengah akan berkonsentrasi pada kegiatan :

Penataan area wisata Embung Boelanboong

Embung Boelanboong menjadi salah satu wisata alam dengan view alam yang sangat indah. Kita bisa melihat kampung Adat Wologai dari sisi selatan. Ada puncak gunung Lepembusu. Hamparan Waruobo, padang Wolo Ekoleta, Puncak Wolodo, Kampung Adat Wolobewa. Di area Embung Boelanboong, pengunjung dapat menikmati kesejukan alam Resettlement dengan memancing di embung, bisa bersenda gurau di pondok atau lopo yang disediakan, bisa ber-selfi di area seputaran embung. Kami menyiapkan kedai - kedai kopi asli Wologai, makanan lokal berupa "uwi kaju" (singkong), "ndora" (petatas) dan berbagai jenis pangan lokal dalam olahan tradisional, "jelas Wempi". 
Tahun 2019 ini, kami akan menata lokasi embung Boelanboong ini dengan berbagai jenis tamanan bunga. Kegiatan lainnya adalah penataan areal parkiran kendaraan pengunjung yang aman dan nyaman. Penataan pagar alami di sekeliling embung Boelanboong. Sementara ini masih lanjut dengan pengerjaan setapak keliling embung, sehingga pengunjung bisa menikmati embung dari semua sisi. Pengerjaan setapak ini selain disuport oleh pihak Balai Taman Nasional Kelimutu, tenaga kerja adalah swdaya anggota kelompok. 

  • Penanaman pohon di areal kehutanan dan camping ground serta pemberantasan Kerinyu

Bersama pendamping dari Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) pak Kuswoyo dan tim lainnya, kami telah melaksanakan penanaman pohon baru di area kehutanan, pembersihan kerinyu, pembersihan jalur tracking. Kegiatan ini kami lakukan secara rutin dan terus menerus, sambung Wempi.
  • Kerja Kelompok
Kami  kelompok SPKP Desa Wologai Tengah, semua berprofesi sebagai Petani. Selain kegiatan kelompok kami juga berkebun dan bersawah. Mata pencaharian kami adalah kebun ladang dan sawah. Jadi, sebagai bentuk kesetiakawanan kami terhadap sesama anggota kelompok, kami juga mengembangkan kerja kelompok di kebun anggota kelompok secara bergilir dari anggota satu ke anggota lainnya dengan paruh waktu. Jadi sistimnya dalam sehari, kerja kelompok di kebun si A 2 jam, terus pindah lagi ke kebun si B 2 jam. Kerja kelompok tidak full sehari seperti kelompok tani lainnya.




  • Peningkatan Kapasitas Anggota Kelompok dalam Pelatiahan - Pelatihan 
Telah dijelaskan diatas, bahwa SPKP Desa Wologai Tengah beranggota para petani dengan latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda - beda. Jadi pengembangan ilmu dan peningkatan SDM kelompok sangat bermafaat bagi kami semua. Selama ini yang mendampingi kami dari Balai TNK, pak Kuswoyo. Berbagai ilmu kami dapatkan dari beliau. Sebagai mitra dan pendamping SPKP, beberapa hal yang sangat kami rasakan itu semangat kerja, semangat berkelompok, bagaimana kami bisa berswadaya. Mitra kami yang baru dimulai adalah DMO (Destination Management Organisation) dari Dinas Pariwisata kabupaten Ende. Dengan mitra kami telah berdiskusi tentang peningkatan kapasitas anggota kelompok dalam bentuk - bentuk pelatihan - pelatihan singkat langsung dilapangan. Ngantuk kalau pelatihan formal dalam gedung berhari - hari hahahahaha, canda Wempi.




  • Pendampingan Tracking dari Dusun Resettlement ke Danau Kelimutu 
Tentang pendampingan jakur tracking ini benar - benar sesuatu yang harus kami belajar banyak. Bersama mitra dari Balai TNK, beberapa tim telah kami dampingi dalam kegiatan tracking ke danau Kelimutu. Dalam waktu dekat akan ada kegiatan pelatihan penanganan gawat darurat tim tracking. Bersama mitra dari Balai TNK, kami juga akan membuat suatu panduan tracking dalam bentuk Buku Saku Tracking atau lainnya. Fasilitas tracking yang ada dikelompok kami berupa tenda camping sebanyak 5 buah dengan kapasitas 2 orang / tenda, juga kebutuhan dasar tracking lainnya. Karena tracking melalui memasuki area kehutanan, kami juga telah menandatangani MOU atau Perjanjian Kerjasama dengan Kepala Balai TNK untuk 10 tahun kedepan dan bisa diperpanjang. Yah, untuk MOU / PKS ini saya mewakili anggota kelompok mengucapkan terima kasih kepada Kepala Balai TNK yang telah memeberi kami peluang besar untuk mengembangkan kegiatan tracking ini. Bulan Februari ini, kami akan menentukan berapa biaya perpaket kegiatan tracking. Dari biaya yang ditetapkan sudah mengurai secara jelas dan terperinci apa saja yang didapat oleh pengunjung sebagai tim tracking. 

  • Sekretariat SPKP dan Rumah Baca
Kelompok SPKP Desa Wologai Tengah, sudah memiliki Sekretariat yang sekaligus bermanfaat sebagai Rumah Baca. Beberapa Buku tersedia di Rumah Baca. Jadi selain digunakan untuk pertemuan kelompok, kami juga dapat menimba ilmu di sekrretariat kami. 


Wempi menambahkan, dalam bulan Januari dan Februari 2019 bersama mitra SPKP dari Balai TNK dan DMO Flores akan dilaksanakan kegiatan - kegiatan : 

1. Pelatihan Kuliner akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2019.
2. Pelatihan Guide Lokal
3. Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok
4. Pelatihan Manajemen Keuangan Kelompok













Share: Youtube

Si Tukang Sapu, Penemu Whatsapp

Oleh : Ludger S

Di zaman now, media sosial sangat dekat dengan semua lapisan masyarakat. Ada facebook, instagram, google+, twitter, linkedin, wechat, line dan whatsapp. Semua menggunakan, semua mengenal dengan baik. Pernahkah anda mengenal Jon Koum dan Brian Acton? Koum dan Brion adalah penemu whatsapp.

Ketika tahun 1992, Jan Koum yang masih berusia 16 tahun tiba di Mountain View, Amerika Serikat. Didampingi oleh ibunya, Koum merupakan imigran yang memutuskan hijrah dari Kiev, Ukraina, dengan mimpi meraih kehidupan yang lebih baik.
Di AS, mereka mengalami masa-masa sulit. Keluarga Koum tinggal di apartemen kecil dengan dua kamar tidur hasil bantuan pemerintah. Mereka terpaksa bergantung pada jaminan sosial dan mengantre kupon makanan karena tak punya uang.

Foto: Duo pendiri WhatsApp Jan Koum (kiri) dan Brian Acton
Koum pun bekerja sebagai tukang sapu di sebuah toko untuk memenuhi kebutuhan hidup, sementara ibunya mengambil profesi baru sebagai baby sitter.

Ayah Koum tak ikut bermigrasi. Pria yang bekerja di sektor konstruksi ini memilih tinggal di Ukraina. Begitu terpisah, Koum mengaku tak bisa sering-sering menghubungi sang ayah karena mahalnya biaya telepon. "Jika saja ketika itu saya sudah bisa berkirim pesan instan ke ayah…" ujar Koum berandai-andai dalam wawancara dengan Wired.

Bersekolah

Saat masih tinggal di Ukraina, keluarga Koum hidup di sebuah desa di luar ibu kota Kiev. Dia pergi menuntut ilmu di sebuah sekolah yang keadaannya begitu memprihatinkan sampai-sampai tak punya kamar kecil.

"Bayangkan suhu di luar minus 20 derajat celsius, anak-anak harus berlari menyeberangi lapangan untuk ke kamar kecil… Saya baru punya komputer saat umur 19 tahun, tetapi pernah memiliki sempoa," kenang Koum. Sesampainya di rumah, Koum kecil terpaksa bergelap-gelap karena tak ada sambungan listrik ataupun air panas.

Begitu pindah ke Amerika dan mulai bersekolah di sana, keluarga Koum adalah satu-satunya di kelas yang tidak memiliki mobil. Jadilah Koum terpaksa bangun lebih pagi untuk mengejar bus. Sang ibu menjejali koper yang dibawa dari negeri asal dengan pulpen dan buku tulis cetakan Uni Soviet untuk menghemat biaya peralatan sekolah.

Datang dari negeri seberang, Koum ketika itu tak pandai berbahasa Inggris. Koum beberapa kali terlibat masalah karena "membalas anak lain yang mengganggu". Untung, dia terbantu dengan postur badan yang tinggi menjulang mencapai 188 cm. "Hidup di Ukraina tak mudah dan membuat saya tangguh secara fisik dan mental," katanya lagi.

Koum kemudian masuk kuliah, mempelajari ilmu komputer dan matematika, tetapi tidak sampai selesai. "Prestasi saya buruk, ditambah lagi dengan rasa bosan."

Maka, dia pun memutuskan drop out, lalu mulai bekerja sebagai pembungkus barang belanjaan di supermarket, setelah itu di toko elektronik, internet provider, hingga perusahaan audit. Sampai kemudian pada 1997 Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan setelahnya, Koum mulai bekerja di Yahoo.

Mendirikan WhatsApp

Koum menjalin persahabatan dengan Acton, yang banyak membantu Koum ketika sempat hidup sebatang kara setelah ibunya meninggal pada tahun 2000. Sang ayah telah lebih dulu wafat pada 1997. "Dia (Acton) sering mengajak saya ke rumahnya," tutur Koum.

Menghabiskan sembilan tahun bekerja di Yahoo, termasuk Yahoo Shopping, Koum merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan bertebaran di mana-mana.

"Selalu ada perdebatan untuk menempatkan lebih banyak lagi iklan dan logo di laman situs. Apa urusan pengguna dengan itu semua? Saya jadi tak nyaman. Iklan bukan satu-satunya solusi monetisasi untuk semua orang. Sebuah layanan harus benar-benar berupa layanan murni, pelanggan adalah pengguna," ujar Koum.

Acton rupanya merasakan hal serupa. Koum dan Acton kemudian memutuskan keluar dari Yahoo pada hari yang sama, yaitu 31 Oktober 2007. Koum ketika itu berusia 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya ini tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu.

Koum dan Acton pisah jalan, tetapi masih sering bertemu untuk mendiskusikan rencana bisnis. Keduanya sempat mencoba melamar di Facebook dan sama-sama ditolak.

Pada 2009, setelah membeli sebuah iPhone, Koum menyadari bahwa toko aplikasi App Store yang baru berumur tujuh bulan akan melahirkan industri baru yang berisi pengembang-pengembang aplikasi.

Koum mendapat ide untuk membuat aplikasi yang bisa menampilkan update status seseorang di daftar kontak ponsel, misalnya ketika hampir kehabisan baterai atau sedang sibuk.

Nama yang muncul di benak Koum adalah "WhatsApp" karena terdengar mirip dengan kalimat "what's up" yang biasa dipakai untuk menanyakan kabar.

Dia pun mewujudkan ide ini dengan dibantu oleh Alex Fishman, seorang teman asal Rusia yang dekat dengan komunitas Rusia di kota San Jose. Pada 24 Februari 2009, dia mendirikan perusahaan WhatsApp Inc di California.


Tumbuh besar

WhatsApp versi pertama benar-benar dipakai sekadar untuk update status di ponsel. Pemakainya kebanyakan hanya teman-teman Koum dari Rusia. "Lalu, pada suatu ketika, ia berubah fungsi jadi aplikasi pesan instan. Kami mulai memakainya untuk menanyakan kabar masing-masing dan menjawabnya," ucap Fishman, sebagaimana dikutip oleh Forbes.

Koum pun tersadar bahwa dia secara tak sengaja telah menciptakan layanan pengiriman pesan. "Bisa berkirim pesan ke orang di belahan dunia lain secara instan, dengan perangkat yang selalu Anda bawa, adalah hal yang luar biasa," kata Koum. 

Ketika itu, satu-satunya layanan messaging gratis lain yang tersedia adalah BlackBerry Messenger. Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry. Google G-Talk dan Skype juga ada, tetapi WhatsApp menawarkan keunikan tersendiri di mana mekanisme login dilakukan melalui nomor ponsel pengguna. 

Koum merilis WhatsApp versi 2.0 dengan komponen messaging. Jumlah pengguna aktifnya langsung melonjak jadi 250.000 orang. Dia kemudian menemui Acton yang masih menganggur. Acton bargabung dengan WhatsApp dan membantu mencarikan modal dari teman-teman eks-Yahoo. 

Kendati sempat mengalami kesulitan keuangan, WhatsApp terus tumbuh dan mulai menghasilkan pendapatan dari biaya langganan yang ditarik dari pengguna. 

Kini, WhatsApp telah menjelma jadi layanan pesan instan terbesar dengan jumlah pengguna aktif per bulan mencapai 450 juta. Setiap hari, sebanyak 18 miliar pesan dikirim melalui jaringannya. Semua itu ditangani dengan jumlah karyawan hanya 50 orang.

Warisan Soviet

Pengalaman hidup Koum ternyata punya pengaruh besar dalam membentuk layanan WhatsApp. Pria ini menghabiskan masa kecil di Ukraina yang masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Di negeri tersebut, percakapan warga selalu dimata-matai oleh pemerintah. "Itulah tempat yang saya tinggalkan untuk menuju ke sini (AS), di mana ada demokrasi dan kebebasan berbicara," ujar Koum.

Sehubungan dengan kemungkinan penyadapan oleh NSA, Koum mengatakan bahwa privasi pengguna WhatsApp sangat dijaga. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam Facebook dan Yahoo, Koum mengatakan bahwa WhatsApp tak didorong oleh iklan. "Jadi, kami tak perlu mengumpulkan data pribadi pengguna," katanya.

Soal kebebasan dari iklan ini ternyata juga ada hubungannya dengan masa lalu Koum. 

"Tak ada yang lebih personal dari komunikasi yang Anda lakukan dengan teman dan keluarga, dan menginterupsi itu semua dengan iklan bukanlah solusi yang tepat," ujar Koum. "Lagi pula, saya tumbuh di sebuah dunia yang tidak mengenal iklan. Tak ada iklan di Uni Soviet yang komunis," imbuhnya
Sejak dulu, Koum dan Acton selalu konsisten menjaga layanan perusahaan itu agar tetap sederhana dan berfokus pada pengiriman pesan serta bebas iklan. 

Sikap ini tecermin dari secarik kertas di ruang kantor Koum, berisikan semboyan singkat yang ditulis oleh Acton: "Tanpa Iklan! Tanpa Permainan! Tanpa Gimmick!". Di sampingnya tergeletak sepasang walkie-talkie yang dipakai Koum untuk mencari tahu bagaimana caranya menyederhanakan pesan instan berbasis suara.

Kini, WhatsApp telah dibeli Facebook dengan nilai 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 miliar). Kekayaan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp diperkirakan melonjak jadi 6,8 miliar dollar AS.  

Kendati demikian, dia tak melupakan masa lalu. Koum menandatangani perjanjian bernilai triliunan rupiah dengan Facebook itu di depan bekas kantor Dinas Sosial North County, Mountain View, tempat dia dulu mengantre kupon makanan bersama-sama warga kurang mampu lainnya.

sumber: kompas.com
Share: Youtube

Ekowisata Desa Wologai Tengah

Oleh Ludger S

The International Ecotourism Society pada tahun 1990, mendefenisikan Ekowisata  adalah perjalanan  bertanggung  jawab  ke kawasan alami untuk  mengkonservasi lingkungan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal”. 
Pada Tahun 2015, The International Ecotourism Society kembali merumuskan suatu pengertian tentang Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggungjawab kedaerah - daerah alami, yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, melibatkan interpretasi serta pendidikan lingkungan hidup. 
Dari defenisi diatas menjelaskan bahwa konsep ekowisata memadukan tiga komponen penting yakni, konservasi alam, Pemberdayaan Masyarakat Lokal serta meningkatkan kesadaran lingkungan hidup. Masyarakat diajak terlibat aktif dalam pelaksanaannya tidak hanya pengunjung. 

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pengembangan Ekowisata

1. Keberlanjutan Ekowisata dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Keberlanjutan ekowisata didukung oleh tiga aspek yang saling berkaitan yaitu aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sesuai dengan UU No. 10, 2009 tentang Kepariwisataan, kinerja pembangunan pariwisata tidak hanya dievaluasi berdasarkan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga atas kontribusnya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan pengangguran dan kemiskinan, pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, pengembangan budaya, perbaikan atas citra bangsa, cinta tanah air, identitas nasional dan kesatuan dan persahabatan internasional. 

2. Pengembangan Institusi Masyarakat Lokal dan Kemitraan

Aspek organisasi dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata juga menjadi isu kunci ; pentingnya dukungan yang profesional dalam menguatkan organisasi lokal secara kontinyu, mendorong usaha yang mandiri dan menciptakan kemitraan yang adil dalam pengembangan ekowisata

3. Ekonomi berbasis masyarakat

Salah satu penerapan ekonomi berbasis masyarakat adalah sistem akomodasi Homestay. Pemilik rumah dapat merasakan secara langsung manfaat ekonomi dari kunjungan turis, dan distribusi manfaat di masyarakat lebih terjamin. Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk ekowisata di mana seorang turis mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di lokasi tersebut. Pihak turis dan pihak tuan rumah bisa saling mengenal dan belajar satu sama lain, dan dengan itu dapat menumbuhkan toleransi dan pemahaman yang lebih baik. Homestay sesuai dengan tradisi keramahan orang Indonesia.

4.Edukasi

Edukasi dalam kegiatan ekowisata dilakukan dengan memperkenalkan kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal. Pusat Informasi wisata menjadi hal yang penting dan dapat juga dijadikan pusat kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai dari pengalaman seorang turis yang bisa memperoleh informasi yang lengkap tentang lokasi atau kawasan dari segi budaya, sejarah, alam, dan menyaksikan pentas seni, kerajinan dan produk budaya lainnya.

5. Pengembangan dan penerapan site plan dan pengelolaan lokasi ekowisata

Daya dukung (carrying capacity) lokasi wisata perlu diperhatikan sebelum perkembanganya ekowisata berdampak negative terhadap alam dan budaya setempat. Aspek dari daya dukung yang perlu dipertimbangkan adalah: jumlah turis/tahun; lamanya kunjungan turis dan berapa sering lokasi yang “rentan” secara ekologis boleh dikunjungi. Zonasi kawasan wisata dan pengelolaannya adalah salah satu pendekatan yang bisa menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata.

Kelima prinsip pengembangan ekowisata akan bisa diterapkan , apabila ada sinergi antar stake holder yang terlibat, baik dari pihak pemerintah, pihak pengelola ekowisata, wisatawan dan tentunya masyarakat lokal di sekitar kawasan ekowisata.

Tujuan Ekowisata Indonesia untuk (1) Mewujudkan penyelenggaraan wisata yang bertanggung jawab, yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam, peninggalan sejarah dan budaya; (2) Meningkatkan partisipasi masyararakat dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat; (3) Menjadi model bagi pengembangan pariwisata lainnya, melalui penerapan kaidah-kaidah ekowisata.
Wisata Budaya ; Kampung Adat Wologai 

Salah satu kampung adat di Kabupaten Ende, yang masih sangat terpelihara dengan norma - norma adatnya yang ditaati oleh semua masyarakatnya adalah "Kampung Adat Wologai". Kampung yang menceritakan keberadaannya dengan unsur - unsur budaya yang ada didalamnya. Banyak wisata yang berkunjung baik wisata mancanegara maupun wisata lokal Nusantara. Semua stakeholder baik pemerintah, swasta serta semua elemen bangsa telah melakukan banyak hal untuk pelestarian kampung adat ini. 

Baca juga : The Exotic Traditional Wologai Village 

Kampung adat lainnya yang dekat dekat dengan kampung adat Wologai adalah, kampung Faunaka, kampung Wolokota, kampung Wolobewa, kampung Nduaria, kampung Wolojita, kampung Wolondopo, kampung Mbotujita, kampung Nua Pu, kampung Kanganara, kampung Mukreku, kampung Peibenga. 

Wisata Alam di Desa Wologai Tengah 

Selain wisata budaya, berbagai keindahan alam yang menjadi pilihan diantaranya ada Lia Lela Nggewa, Logoweki, Wolodo, Watudoa, Lowopo'o, Muru Kune, hamparan sawah trap Ekoleta dan lainnya. 
Lia Lela Nggewa terletak di bagian utara kampung adat Wologai, berada di sungai Lowo Keka. Lia Lela Nggewa adalah tempat bersarangnya burung walet ditengah kali diantara tebing batu yang terjal dan sempit. Tempat ini dikenal sangat mistic oleh masyarakat setempat.

Logoweki, baca di : Logoweki

Wolodo terkenal dengan pasar tradisional dengan sistim barter atau tukar menukar barang. Tempat yang sudah menjadi bagian dari hutan kenservasi ini menyimpan banyak kenangan bagi masyarakat Wologai bahkan masyarakat Ende umumnya. Untuk ketempat ini, anda diajak untuk trecking dari dusun restlemen ke danau Kelimutu bersama tim pemandu kelompok SPKP desa Wologai Tengah. 

Baca Juga : Tekking to Lake Kelimutu

Ekowisata memanfaatkan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua menyetujui ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada "pelestarian". Kemudian, lanjutkan untuk pertanggungan pada masyarakat lokal agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. 

Ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik, dan psikologis wisatawan. Sebagian dari aspek ekowisata merupakan bentuk wisata yang menjadi tujuan metatourisme. Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi. Dari aspek inilah ekowisata tidak akan diketahui kejenuhan pasar. Pengembangan ekowisata di kawasan hutan dapat menjamin keutuhan dan kelestarian ekosistem hutan. Ecotraveler (Turis Ekowisata) menghendaki persyaratan kualitas dan keutuhan ekosistem. Oleh karena itu, beberapa butir prinsip pengembangan ekowisata yang harus disampaikan. Jika seluruh prinsip ini dilaksanakan maka ekowisata menjamin pembangunan yang ramah lingkungan dari pembangunan berbasis kerakyatan (berbasis masyarakat).

Share: Youtube

Pemalu atau Pengganggu Akun Palsu Facebook



Kring....Kring.....Kring....kring..... berkelanjutan deringnya. Sangat mengganggu pendengaran. Rupanya ada handphone kamar sebelah yang mengaktifkan alarm. Udah jam 06.30. Kebiasaan setelah bangun pagi cepat - cepat dilakukan. Biasalah, kumur - kumur, sikat gigi dan bersihkan tahi mata. Sebatang rokok menemani nge-teh pagi, maaf saya stop kopi. 

Teringat beberapa kejadian terakhir, ada beberapa akun palsu yang mengatasnamakan saya. Cukup terganggu memang. Coba lacak, tetapi si pembuat akun palsu menyembunyikan identitasnya. Ada akun palsu Ratu Gare Lio, ada akun dengan nama Ludger, ada juga akun dengan nama Ludger S tanpa foto. Kayak artis tenar ya, dibuatkan akun palsu oleh orang yang numpang tenar. Hahahaha 

Yang membuat akun palsu tentu orang yang pemalu atau pengganggu. Yang pemalu tentu membuat nama palsu karena malu dengan dirinya sendiri. Kalau akun palsu yang suka spam atau dengan tujuan negatif tertentu, pasti sangat mengganggu alis dia digelarkan sebagai pengganggu. Orang yang sebagai pengganggu itulah yang harus ditrabas. Kayak bersihkan jaringan listrik saja ya pakai trabas.

Salah satu cara "santun" untuk menghapus akun palsu di facebook dengan tips dari bang doel. 

Semoga berhasil, kalau tidak berhasil akan dijelaskan pada, cara meretas facebook. Sory, ini tidak bisa dibagikan. Karena apapun tujuannya, meretas akun yang bukan adminnya kita adalah pelanggaran UU ITE. 
Share: Youtube

Blok Mahakam Kembali Kepangkuan Pertiwi



Menyimak berita liputan, yang mengulas tentang Blok Makanan sepanjang sejarah pengoperasiannya. Sejak 1967 Kegiatan eksplorasi di Blok Mahakam yang mulai dilakukan pada 1967 menemukan cadangan minyak dan gas bumi pada 1972 dalam jumlah yang cukup besar.

Cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial atau dikenal dengan istilah 2P) awal yang ditemukan saat itu sebesar 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).

Dari penemuan itu, maka blok tersebut mulai diproduksikan dari lapangan Bekapai pada tahun 1974.

Produksi dan pengurasan secara besar-besaran membuat cadangan tersebut kian menyusut. Pada akhir maka kontrak tahun 2017 diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017.

Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF. 

Tepat pada awal 2018, PT Pertamina (Persero) resmi mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Sebelumnya, blok minyak dan gas (migas) yang terletak di wilayah Kalimantan tersebut dikuasai oleh kontraktor asing, yaitu Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation.

TEP:I dan Inpex mendapat kontrak kerja sama Wilayah Kerja Mahakam pada 6 Oktober 1966. Dalam kotrak yang ada, kedua perusahaan asing tersebut bisa mengelola Blok Mahakam untuk jangka waktu 30 tahun.

Sebelum masa kontrak habis pada 1996, kedua perusahaan ternyata mendapat perpanjangan kontrak selama 20 tahun. tepatnya pada 1991, TEPI dan Inpex pendapat kontrak selama 20 tahun sampai 30 Maret 2017.

Kontrak Mahakam mengalami tambahan waktu selama sembilan bulan hingga 31 Desember 2017. Penambahan ini disebabkan kontrak penjualan gas alam cair Liquified Natural Gas (LNG) diperpanjang hingga 31 Desember 2017.

Jauh sebelum masa kontrak kedua tersebut habis pada 31 Desember 2017, tepatnya pada 2008, pihak Total telah mengajukan perpanjangan kontrak. Selang satu tahun atau pada 2009, Pertamina juga menyatakan minat untuk mengelola blok Mahakam setelah kontrak Total dan Inpex berakhir. Namun, pemerintahan saat itu tak kunjung mengambil keputusan mengenai perpanjangan kontrak tersebut.

Akhirnya, pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), peralihan kontrak blok Mahakam diputuskan untuk menyerahkan pengelola Blok Mahakam kepada Pertamina.

Pada 14 April 2015 melalui Surat Nomor 2793/13/MEM.M/2015 yang diterbitkan Menteri ESDM, memutuskan Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Mahakam dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Total dan Inpex dengan operator total tidak diperpanjang dan Pertamina ditunjuk sebagai pengelola Wilayah Kerja Mahakam usai berakhirnya Kontrak Kerja Sama tersebut.

Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki mengatakan, pemerintah telah menetapkan Pertamina sebagai operator dengan hak 100 persen sejak 1 Januari 2018.

Setelah itu, Pertamina dapat melakukan pelepasan saham kepada pihak lain yang menurut perhitungan bisnis memberi manfaat secara maksimal. ‎


Sejak penandatanganan kontrak 6 Oktober 1966 dan mulai eksploitasi tahun 1967 sampai 31 Desember 2017. Rentan waktu yang cukup lama, isi perut ibu pertiwi yang melahirkan kekayaan dikuasai oleh orang asing. Ratusan ribu bahkan jutaan tahun sang ibu pertiwi mengandung kekayaan untuk dilahirkan bagi kemakmuran anak - anak pertiwi. Setelah melahirkan, 51 tahun dikuasai oleh bukan anak pertiwi. 

Terima kasih ibu telah mengandung dan melahirkan kekayaan dari rahimmu untuk anak - anakmu. 
Share: Youtube

UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

Oleh : Ludger S. 


Mari Berkunjung ke Kampung Wologai



Dalam rangka melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan kebudayaan Indonesia, pemerintah bersama dengan Komisi X DPR RI akhirnya mengeluarkan UU Pemajuan Kebudayaan RI.

UU Pemajuan Kebudayaan merupakan gagasan antarkementerian, yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Penunjukan Kemendikbud sebagai koordinator atau pimpinan antar-kementerian tersebut berdasarkan surat Presiden RI nomor R.12/Pres/02/2016, tanggal 12 Februari 2016, perihal Penunjukan Wakil untuk Membahas RUU tentang Kebudayaan. Kementerian lain yang masuk dalam tim tersebut adalah Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Agama, dan Kementerian Hukum dan HAM.
Produk hukum Pemajuan Kebudayaan ini berisi IX Bab dan 61 Pasal, ditetapkan tanggal 24 Maret 2017 dan diundangkan 29 Mei 2017 di Jakarta. Produk hukum ini tercatat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No 104. Penjelasannya tercatat dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055.

Download  disini 👉 UU RI No 5 Tahun 2017

Bahwa Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa
depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Bahwa keberagaman Kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia; Bahwa untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia, diperlukan langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam Kebudayaan; bahwa selama ini belum terdapat peraturan perundangundangan yang memadai sebagai pedoman dalam Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu;


Di Wologai khususnya, dengan adanya UU RI Pemajuan Kebudayaan yang bertujuan untuk : 1. mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa; 2. memperkaya keberagaman budaya; 3. memperteguh jati diri bangsa; 4. memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa; 5. mencerdaskan kehidupan bangsa; 6. meningkatkan citra bangsa; 7. mewujudkan masyarakat madani; 8. meningkatkan kesejahteraan rakyat; 9. melestarikan warisan budaya bangsa; dan 10. mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia, memberikan peluang besar kepada pemerintah setempat dalam hal ini Desa Wologai Tengah untuk mengembangkannya menjadi wisata budaya. 
Sejalan dengan pengembangan Kampung Adat Wologai menjadi Kampung Wisata atau Desa Wisata, telah dibentuk Kelompok oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, “POKDARWIS” dan Kelompok “SPKP (Sentra Penyuluhan Kehuatan Pedesaan” oleh TNK Cabang Ende. 
Dua Kelompok ini diharapkan bisa mengembangkan potensi wisata budaya di Wologai desa Wologai Tengah. 

Share: Youtube

Wurumana

Oleh : Ludger S


Di kabupaten Ende, ada tiga suku besar yang tersebar di dua puluh satu kecamatan. Suku Ende yang tersebar di kecamatan Ende Timur, Ende Tengah, Ende Selatan, Ende, Pulau Ende, dan sebagian kecamatan Nanganda. Suku Nage yang tersebar dikecamatan Maukaro, sebagian Nangapanda.  Suku Lio yang tersebar di kecamatan Detusoko, Detukeli, Ndona, Maurole, Wewaria, Kotabaru, Kelimutu, Ndona Timur, Wolojita, Maubasa dan Lio Timur. 
Dari ketiga suku tersebut diatas, mengenal dengan baik serta memahami apa itu wurumana. Saya akan menguraikan wurumana menurut suku Lio. 

Apa itu wurumana?

Secara harafiah "wurumana" terdiri dari kata "wuru" dan "mana". Wuru artinya kekerabatan dalam ikatan kekeluargaan sedangkan mana mengandung arti banyak orang. Kata "wurumana" berarti kekerabatan dalam ikatan kekeluargaan yang dilaksanakan oleh banyak orang dan secara terus menerus. Kata wurumana sering kia dengarkan dalam ungkapan "wuru pu mana olo" yang berarti kekerabatan yang telah terjadi sejak lama. Wuru ma'e du'u nama ma'e dute" yang berarti kekerabatan yang TIDAK BOLEH dihentikan atau harus dilanjutkan. Sejak beberapa generasi terdahulu. Ada ungkapan "pu'u wuru pati mana" yang berarti kekerabatan yang baru dimulai. Kekerabatan yang terjadi karena adanya ikatan perkawinan antar klan. 

Pada dasarnya, pelaksanaan wurumana didahului dengan suatu ikatan perkawinan. Orang Lio mengartikan wurumana sebagai hantaran barang sebagai simbol kekerabatan antara klan atau keluarga yang sedang melaksanakan hajatan. Dalam wurumana, secara umum kita mengenal pihak laki - laki, pihak perempuan, keluarga terdekat atau saudara sepihak dan kerabat sekampung. Pihak laki - laki adalah pihak yang akan membawakan jenis hewan yang menjadi hantaran wurumana. Pihak perempuan akan mengantar beras, padi dan pakaian. Saudara serumah atau klan akan membantu berupa beras, pakaian, hewan, uang dan keperluan lainnya. Saudara sekampung membantu beras, gula dan jenis barang lainnya.

Sejak Kapan Wurumana berlangsung?

Proses kehidupan secara terus menerus dari kelahiran hingga kematian. Sejak ada kehidupan, suku Lio telah mengenal "Wurumana". Orang Lio meyakini sejak ada perkawinan maka ada kelahiran dan kematian atau berkembangbiak. Awal mula dengan adanya perkawinan maka ada Wurumana. Dalam bahasa Lio dikenal dengan sebutan, "tangi pe'i p'ne kai" atau telah dipasang tangga dan pintu telah dibukakan. Dalam khiasan ini ada kata "tangi atau tangga" ini dikarenakan orang Lio tinggal dirumah adat yang berbentuk kolong. Harus ada tangga untuk memasuki rumah. 

Di Lio, wurumana dilaksanakan berdasarkan status dalam keluarga. Ada baiknya kita menguraikan status dalam keluarga yang sehingga tepat dalam wurumana. 
1. Babo : bapak dari ayah dan ibu atau kakek
2. Mamo : mama dari ayah dan ibu atau nenek
3. Eda : saudara laki dari ibu atau paman / om
4. Eba : saudari dari bapak juga istri dari eda atau tante
5. Ine lo'o : adik dari ibu
6. Ine du'a : kakak dari ibu
7. Ema lo'o : adik dari bapak
8. Ema du'a : kakak dari bapak.
9. Weta : saudari
10. Eja : ipar untuk laki - laki. Eja juga untuk besan 
11. Ipa : ipar untuk perempuan.

Jenis - jenis Wurumana

Secara umum terdapat dua jenis wurumana. Yang pertama "Regu Pata" dan "Ngawu (wea) Eko".

Regu Pata. 
Regu berarti barang bawaan dan pata menyatakan lembaran kain. Reku diukur dengan mbola (bakul dari ancaman lontar yang dilapisi irisan kulit bambo jenis aur). Bakul tersebut diisi dengan padi atau beras. Regu Pata berarti beras atau padi yang diisi dengan mbola atau bakul yang diatasnya ditambahkan dengan pata (kain sarung lokal berupa ragi atau lawo atau luka). Pata disesuaikan. Apabila yang sedang dalam hajatan seorang laki - laki maka pata yang ditambahkan diatas beras atau padi berupa ragi (kain sarung laki - laki), luka (selendang), lesu (destar), lambu (baju untuk laki - laki). Kalau yang sedang hajatan perempuan maka pata yang ditambahkan diatas baku padi atau beras berupa lawo (kain sarung untuk perempuan), lambu (baju perempuan). Regy pata dikenal juga sebutan "pare lolo".

Ngawu (wea), Eko, Doka
Ngawu atau wea adalah emas yang dibuat dalam bentuk dan ukuran tertentu khas lokal di Lio. Sedangkan eko berarti ekor. dalam hal ini eko diartikan dengan hewan. Karena dalam sebutannya selalu dalam pertanyaan, eko pija atau berapa ekor. 
Ngawu atau wea atau emas lokal ditakar dengan sebutan ome. Seperti ome mbulu artinya 10 gram. Ome mbulu rua artinya 20 gram. Sedang yang dibawah 10 gram disebut dengan istilah "riti, peso manu". 
Untuk eko atau ekor berupa hewan berupa hewan yang ada di wilayah Lio seperti kamba (kerbau), sapi (sapi), lembu (domba), rongo (kambing), manu (ayam), lako (anjing), wawi (babi). Untuk yang beragama Islam sesuai dengan ajaran agamanya. 

Kapan dilaksanakan wurumana?

1. Kelahiran
2. Pernikahan
3. Kematian
4. Pembangunan rumah
5. Potong / gunting rambut
6. Menebus utang piutang
7. Penobatan mosalaki / tua adat
8. Penyelesaian sengketa atau masalah


Untuk memahami lebih lanjut tentang wurumana saya ajak untuk menyimak anekdot berikut ini. 

Dikampung Wologai rumah adat sa'o Sadhe dipimpin oleh mosalaki Ngenda. Bisa laku Ngenda beristrikan Mbere dari rumah adat sa'o Wolo. Mbere mempunyai saudara laki yang juga mosalaki bernama Laki. Dari perkawinan Ngenda dan Mbere, lahirlah dua putra bernama Lopi dan Laka serta dua putri bernama Ndiro dan Nitu. Dalam kesehariannya mereka dipanggil Lopi Ngenda, Laka Ngenda, Ndiro Ngenda dan Nitu Ngenda. 

Suatu saat, anak ame Laki yang juga eja atau ipar dari Ngenda, nara dari Mbere, eda atau paman dari Lopi, Laka, Ndiro dan Nitu akan menikahkan putra sulungnya bernama Tibo. Ngenda akan wurumana dengan membawa jenis hewan berupa babi atau sapi atau kerbau kepada ejanya Laki. Kalau anak - anak Ngenda ada yang sudah menikah, mereka juga akan membawa atau wurumana sama seperti bapaknya Ngenda. Sebagai balasan, Laki akan mengantar balik atau wurumana berupa "pare lolo" berupa padi dengan ukuran mbola atau bakul dengan sarung atau kain tenun lokal berupa lembaran, ragi (sarung laki - laki), lawo (sarung untuk perempuan) dan baju. Hantaran balik akan dibawakan keluarga laki setelah selesai hajatan pernikahan anaknya. Yang mengantar hewan adalah laki - laki. Yang mengantar pare lolo adalah perempuan. 

Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook

Gerunion Creator

Wikipedia

Hasil penelusuran

Adsense

Recent Posts

Pepatah Lio

  • Ni Sariphi Tau Wini, Tuke Sawole ngara du nggonde.
  • Lowo Jawu Ae Ngenda.
  • Ndange Beke dan Ngenda Beke.