Medicine in Primary Health Care, di Rangoon, Maret 2009 menghasilkan kesepakatan untuk saling bertukar informasi dan memperkuat Program Nasional dalam penggunaan Herbal Medicine di Pelayanan Kesehatan Dasar semakin mendukung penyelenggaraan pengobatan herbal. Formularium ini ada beberapa pemilihan jenis atau gejala peyakit yang tidak dicantumkan kembali karena kurangnya data hasil penelitian. Pemilihan jenis atau gejala penyakit dalam penyusunan Formularium Herbal Asli Indonesia ini berdasarkan data penyakit atau kasus terbanyak yang ditemukan di masyarakat yang diambil dari data hasil Riskesdas 2010, Profil Kesehatan Indonesia dan dari data laporan rumah sakit dan puskesmas maupun pengalaman di lapangan. Adapun jenis penyakit dan gejala penyakit ini, meliputi: penyakit metabolik (diabetes mellitus, dislipidemia, hiperurisemia), ISPA (dengan gejala batuk, analgetik-antipiretik), penyakit kulit (panu, kadas, kurap), gangguan pencernaan (gastroenteritis, gastritis), hipertensi, kanker (suportif dan paliatif), penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan nutrisi (obesitas, anoreksia,), penyakit saluran kemih, diuretik, artritis, konstipasi, insomnia, hepatoprotektor, disfungsi ereksi, haemorrhoid.
-
Budaya Lio Ende slide 1 title
Susu nggua maE duU nama bapu maE dute - www.gerunioncreator.web.id.
-
Budaya Lio Ende slide 2 title
PaA loka rewu rera leka duA bapu ata mata - www.gerunioncreator.web.id.
-
Budaya Lio Ende slide 3 title
Roe sai ote we piki menga eo monge - www.gerunioncreator.web.id.
-
Budaya Lio Ende slide 4 title
Nggoe menga no wiwi lamba menga no lema - www.gerunioncreator.web.id.
-
Budaya Lio Ende slide 5 title
Ni saripi tau wini tuke sawole ngara du nggonde - www.gerunioncreator.web.id.
Battra (Pengobatan Tradisional)
Medicine in Primary Health Care, di Rangoon, Maret 2009 menghasilkan kesepakatan untuk saling bertukar informasi dan memperkuat Program Nasional dalam penggunaan Herbal Medicine di Pelayanan Kesehatan Dasar semakin mendukung penyelenggaraan pengobatan herbal. Formularium ini ada beberapa pemilihan jenis atau gejala peyakit yang tidak dicantumkan kembali karena kurangnya data hasil penelitian. Pemilihan jenis atau gejala penyakit dalam penyusunan Formularium Herbal Asli Indonesia ini berdasarkan data penyakit atau kasus terbanyak yang ditemukan di masyarakat yang diambil dari data hasil Riskesdas 2010, Profil Kesehatan Indonesia dan dari data laporan rumah sakit dan puskesmas maupun pengalaman di lapangan. Adapun jenis penyakit dan gejala penyakit ini, meliputi: penyakit metabolik (diabetes mellitus, dislipidemia, hiperurisemia), ISPA (dengan gejala batuk, analgetik-antipiretik), penyakit kulit (panu, kadas, kurap), gangguan pencernaan (gastroenteritis, gastritis), hipertensi, kanker (suportif dan paliatif), penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan nutrisi (obesitas, anoreksia,), penyakit saluran kemih, diuretik, artritis, konstipasi, insomnia, hepatoprotektor, disfungsi ereksi, haemorrhoid.
Badan Permusyawatan Desa (BPD)
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa;dan
c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;
c. mengelola aspirasi masyarakat;
d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untukpemilihan Kepala Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan
atau baca di bawah ini 👇
Pembaruan di Google+ dan Blogger
Pembaruan di Google+ dan Blogger
Setelah pengumuman penghentian API Google+ yang dijadwalkan untuk Maret 2019, sejumlah perubahan akan dilakukan untuk integrasi Google+ Blogger pada 4 Februari 2019. Widget Google+: Dukungan untuk widget "Tombol +1", "Pengikut Google+" dan "Lencana Google+" di Layout tidak lagi tersedia. Semua contoh widget ini akan dihapus dari semua blog.
Tombol +1: Tombol + 1 / G + dan tautan berbagi Google+ di bawah pos blog dan di bilah navigasi akan dihapus.
Leadership in Multireligious in Indonesia
Berikut kutipan edaran untuk peserta seminar 👇
Kita Indonesia, punya Pancasila dan UUD 1945 yang selalu setia mengamanatkan tentang toleransi umat beragama. Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti saling menghormati dan menghargai perbedaan dengan orang lain dengan tidak mendiskriminasi kelompok yang berbeda, selama orang tersebut tidak melanggar aturan dan norma. Toleransi ada banyak macamnya, salah satunya adalah toleransi beragama, yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu toleransi negatif, toleransi positif, dan toleransi ekumenis.
Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang dilakukan orang lain. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusia adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Indonesia adalah negeri yang beragam baik bahasa, suku, agama dan sebagainya. Keragaman itulah yang membuat bangsa kita kaya akan budaya, adat istiadat dan nilai luhur bangsa dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka seluruh melebur dalam satu rumah yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pancasila sebaga dasar Negara memayungi semua perbedaan yang ada di Nusantara.
Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi negara, landasan dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, berarti Pancasila merupakan sumber nilai bagi segala penyelenggaraan negara baik yang bersifat kejasmanian maupun kerohanian. Hal ini berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan atau kehidupan bernegara yang materiil maupun spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila secara bulat dan utuh.
Dalam kaitannya dengan sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh kerenanya, agama tidak dapat dipaksakan atau dalam menganut suatu agama tertentu itu tidak dapat dipaksakan kepada dan oleh seseorang. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan atas keyakinan, karena menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan yang dipercayai dan diyakininya.
Yang ingin diwujudkan dan dikembangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila adalah adanya sikap saling menghormati, menghargai, toleransi, serta terjalinnya kerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat tercipta dan selalu terbinanya kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mewujudkannya, perlu adanya pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap Pancasila dan sila-sila yang terkandung di dalamnya.
Nakhoda Nusantara, Kapal Tua
Abdurrahim Arsyad yang lebih dikenal dengan panggilan Abdur. Lahir di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, 6 April 1988. Adalah seorang pelawak tunggal (komika) dan aktor Indonesia. Ia dikenal sebagai runner up Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim keempat pada tahun 2014.
Jaya Indonesia..
Sebagai anak nelayan dari Lamakera..
saya melihat Indonesia itu seperti kapal tua..
yang berlayar tak tau arah..
arah nya ada,
hanya nahkoda kita yang tak bisa membaca..
mungkin dia bisa membaca..
tapi tertutup hasrat membabi buta..
hasrat hidupi keluarga, saudara, kolega..
dan mungkin istri muda.
Indonesia itu memang seperti kapal tua..
dengan penumpang berbagai rupa..
ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua..
bersatu dalam Nusantara.
Enam kali sudah kita ganti nahkoda,
tapi masih jauh dari kata sejahtera.
Dari dulu teman-teman, dari teriakan kata merdeka..
sampai sekarang, folbak donk kaka..
Nahkoda pertama, sang proklamator bersama Hatta..
membangun dengan semangat Pancasila..
dan terkenal di kalangan wanita..
ia pernah berkata..
mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda..
tapi itu kan kurang satu untuk tim sepakbola..
kalau begini kapan baru kita ikut piala dunia?
nahkoda kedua, 32 tahun berkuasa..
datang dengan program pembangunan beranama pelita..
bapak pembangunan bagi mereka..
bagi saya tidak ada bedanya.. tidak ada!!!
penumpang bersuara berakhir di penjara..
atau hilang di lautan tanpa berita..
beda dengan Dodit Mulyanto.. hanya modal biola saja
terkenal di Indonesia..
nahkoda ketiga, sang wakil yang naik tahta..
mewarisi pecah belahnya masa orba..
belum sempat menjelajah samudera..
Ia terhenti di tahun pertama..
dibanggakan di Eropa, dipermainkan di Indonesia..
Jerman dapat ilmunya..
kita dapat apa…?? …
antrian panjang nonton film nya.
nahkoda selanjutnya, Sang Kiai dengan hati terbuka.
Ia terhenti dalam sidang istimewah..
ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana..
potong bebek saja..
gitu aja kok repot.. kata Gusdur featuring Ursula..
nahkoda kelima,
nahkoda pertama seorang wanita..
dari tangan ibunya..
bendera pusaka tercipta..
kata bapaknya..
berikan aku sepuluh pemuda..
tapi apa daya..
itu diluar kemampuan ibu beranak tiga..
kalau mau sepuluh pemuda..
ambil saja dari followersnya Raditya Dika..
cemungud yah kaka..
nahkoda keenam bagian A..
kenapa bagian A..
sengaja biar tetap ada rima A..
dua pemilu mengungguli perolehan suara..
dua kali disumpah atas nama garuda..
tapi itu hanya awal cerita..
cerita panjangnya terpampang di banyak media..
lapindo, Munir, centuri, hambalang.. kami menolak lupa!
kini, ia telah hadir di sosial media..
mungkin bermaksud mengalahkan Raditya Dika..
setelah empat album yang berakhir entah seperti apa..
mungkin ia akan membuat film.. Malam Minggu Istana.
teman-teman, kini 2014 telah tiba..
saatnya kita kembali memilih nahkoda..
pastikan dia yang mengerti Bhinneka Tunggal Ika..
bukan boneka milik Amerika! Dia yang menerti suara kita..
suara kalau Indonesia bisa!
bukan suara ‘aitakata.. aiyaahya..’ atau folbek donk kaka..
Inilah cerita kapal tua kita..
ada yang tidak percaya?
ada?
sudah.. kalian percaya saja..
Peresmian Rumah Baca SPKP Desa Wologai Tengah
- Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi, dalam arti aktif, taman bacaan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan yang terus-menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk di koleksi.
- Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi serta kelengkapan lainnya, baik secara manual maupuan menggunakan sarana teknologi informasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah di gunakan.
- Menjadi tempat memelihara dan menyimpan. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memlihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah di akses, tidah mudah rusak, hilang, dan berkurang.
- Sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainya. Memberikan layaanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah dan murah.
- Membangun tempat informasi yang lengkap dan ”up to date” bagi pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku / sikap (attitude).
- Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa depan.
Kepala Balai TNK memberikan bantuan buku untuk Rumah Baca SPKP |
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Persada Agussetia Sitepu, S.Hut, M.Si dalam sambutannya saat peresmian Rumah Baca SPKP Wologai 16 Maret 2018 yang lalu, menguraikan bebereapa tujuan utama yang harus diperhatikan oleh kelompok SPKP Desa Wologai Tengah dalam mengelola Rumah Baca :
- Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
- Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
- Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
- Bertindak selaku agen cultural , artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Jughu, Gotong Royong Orang Lio
Di Wologai, sepanjang tahun semua masyarakat sibuk bekerja sawah dan ladang. Selama musim panen ladang berupa kopi, kemiri, cengkeh semua "dhawe jughu" di ladang. Selama musim panen sawah semua "dhawe jughu" di sawah. Musim panen sawah dikenal dengan istilah "pare uja" dan "pare le'ja".
Pare uja adalah musim panen yang ditanam musim kemarau dan panen musim hujan.
Pare le'ja adalah musim panen yang ditanam musim hujan. Pare le'ja, panenan padi yang ditanam bulan januari sampai februari dan dipanen pada bulan juni sampai juli.
Pare uja, panenan padi yang ditanam bulan juli agustus dan dipanen bulan november sampai desember. Selesai kerja sawah, masyarakat ramai - ramai jughu di ladang. Sawah, ladang, sawah, ladang, seterusnya menjadi kalender kerja para petani di Wologai.
Apa yang khas dan unik dari menanam dan panen di Wologai?
Kita sudah mengetahui "pare uja dan pare le'ja", dua musim panen sawah di Wologai. Saat panen pare uja semua masyarakat silahkan panen dan melakukan pembibitan padi. Tetapi saat musim "pare le'ja" masyarakat tidak boleh mendahului hak molalaki untuk panen dan pembibitan. Baik panen atau pembibitan harus didahului oleh mosalaki yang mempunyai peran untuk duluan panen dan duluan bibit. Siapa saja yang mendahului panen dari mosalaki yang berhak duluan panen dan duluan semai bibit padi dikenakan sanksi adat berupa "poi".
Apa yang akan dilakukan mosalaki?
Saat memulai pembibitan pare le'ja, ada mosalaki yang berperan sebagai "paki te'do". Dimana mosalaki tersebut yang akan melakukan semai bibit padi yang pertama.
Saat musim panen tiba, "pare le'ja" ada mosalaki yang berperan sebagai "ngowi". Dimana mosalaki tersebut yang akan melakukan panen padi yang pertama dikebun siapa saja yang padinya sudah siap dipanen.
Maaf untuk upacara adat "paki te'do dan ngowi" tidak dijelaskan disini. Yang penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut silahkan ke mosalaki yang bersangkutan.