berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Nua Jumba Laka

Oleh : Ludger S


Foto by Gerunion Creator
Kuburan Mamo Jumba Laka
Beberapa dekade lalu, orang mengenalnya dengan sebutan "Nua Waru Pire". Setelah itu ada yang menyebutkan "Nua Rede Bata". Sebenarnya ada seorang pendahulu yang mendiami kampung ini sejak disebutkan "Nua Waru Pire". Dia adalah "Jumba Laka". Dia memperanakkan Ndoja, Bata, Dhesa, Ratu, Seda dan Deno. Dari anak-anaknya bekembangbiaklah beberapa kampung disekitar Lio. 

Jumba Laka sendiri adalah clan "ata wolo" atau lebih tepatnya "ata wolo me'na". Jumba Laka  beristrikan Jumba Jani yang berasal dari clan adat Sa'o Sokoria. Ndoja, Bata, Ratu dan Seda tetap tinggal dikampung "Jumba Laka". Sedangkan Dhesa mendiami kampung Kebe Dhesa di desa Wologai Timur. 

Beberapa hal yang membuktikan keberadaan kampung tua ini adalah, bertebaran kuburan bebatuan. Beberapa seremonial adat yang dilaksanakan disekitar kampung ini seperti seremonial "sowo kibi, rase pare dan rase kibi".  Konon ada cerita seremonial adat lainnya yang dilaksanakan ditempat ini, tetapi dilupakan karena perubahan zaman. 

Hal penting yang harus diingat untuk semua anak - anak dan cucu Jumba Laka adalah wejangan beliau untuk melanjutkan seremonial adat yang telah diwariskan selamanya atau dalam bahasa Lio, "susu nggua ma'e du'u nama bapu ma'e dute". Untuk melaksanakan seremonial adat, telah diwariskan beberapa lahan garapan berupa kebun, ladang, sawah. Hal lain yang menjadi pesanan beliau adalah, jangan membuat keputusan prinsipil yang telah disepakati yaitu bersatu membentuk kampung adat Wologai yang telah mereka sepakati. Semua hal yang berhubungan dengan seremonial adat berkiblat kepada keputusan persekutuan adat Wologai. 





Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook