berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Mengenal Sastra di Lio kabupaten Ende


Oleh : Ludger S

  
Kabupaten Ende mempunyai etnik Lio dan etnik Ende. Kedua suku ini mempunyai gaya bahasa yang berbeda baik dalam kata-kata maupun dialek / logatnya.. Selain bahasa sehari-hari atau bahasa pasar, ada pula bahasa adat dalam ungkapan kata-kata adat maupun berbentuk lagu mengandung seni sastra yang sangat tinggi yang dipertahankan secara turun temurun hingga kini. Ungkapan kata-kata adat hanya digunakan pada saat berbagai acara adat maupun acara ritual/seremonial adat dan acara-acara lainnya yang berkaitan dengan adat.

Adapun seni sastra yang ada di Lio kabupaten Ende diantaranya:
a.       Sua
Yakni, ungkapan kata-kata adat yang mengandung arti dan makna pada suatu benda untuk memperoleh kekuatan pada benda tersebut bila digunakan sebagai sarana.
Beberapa kata sua yang sering digunakan diantaranya :
Tu’a ngere su’a maku ngere watu.
b.   Sua Sasa
Ungkapan kata-kata adat yang bersifat kutukan atau membalas/mengembalikan kejahatan yang dibuat oleh orang lain baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
c.    Soa Somba
Ungkapan kata-kata adat yang bersifat permohonan agar dalam kegiatan / usaha memperoleh hasil  yang berlimpah atau yang memuaskan.
d.   Soa Sola
Ungkapan kata-kata adat yang bersifat permohonan agar dalam kegiatan/usaha memperoleh hasil yang berlimpah atau yang memuaskan.
e.    Bhea
Ungkapan kata-kata adat yang merupakan syair kebanggaan dari suku-suku/kaum keluarga secara turun-temurun; diucapkan pada saat seremonial adat dan juga awal dari tarian woge.
f.    Nijo
Ungkapan kata-kata adat/doa dengan kata kunci atau Ine yang dilakukan oleh AtaBhisa Mali/Dukun dalam proses penyembuhan orang sakit, seperti Nijo Ru’u atau penyakit lainnya.
g.   Nunga Nage
     Berbagai jenis cerita rakyat seperti mitesage, legenda, dll. Diceritakan oleh orang tua pada saat senggang atau menjelang tidur dan juga pada saat memetik hasil panen.
h.   Lota
Membaca tulisan naskah/syair pada daun lontar/wunu keli dalam bahasa dan tulisan sansekerta. Hal ini merupakan satu keanehan karena bahasanya tidak dimengerti tetapi orang senang mendengarnya. Membaca naskah Lota ini sebenarnya merupakan busaya Jawa yang telah menjadi akar budaya Ende dan dipertahankan secara turun-temurun hingga kini.
 
i.    Sodha
Ungkapan kata-kata adat dengan nada pada acara Gawi dan susunan kata-katanya disesuaikan dengan acara pesta adat yang diperuntukan. Sodha dibawakan oleh salah satu orang yang telah ditunjuk. Sodha Gawi tidak dibatasi dengan waktu dan yang paling unik yaitu syairnya tidak ditulis dan bukan semua orang menjadi pe-sodha, melainkan hanya orang-orang tertentu.
j.     Doja
Menyanyikan lagu yang dipersiapkan secara khusus dalam suatu acara baik dalam pesta adat maupun lagu pernikahan atau lagu hymne dinyanyikan secara serius dengan penuh penghayatan. Lagu-lagu yang dinyanyikan disebut juga lagu selamat.
k.   Jenda
Dinyanyikan secara spontan/tanpa teks oleh seseorang atau dua orang secara bergantian dengan syair pele nekÄ“ seperti berbalas pantun pada acara seremonial adat. Jenda biasanya dalam posisi duduk dan isinya antara lain mengisahkan perjalanan hidup; bila dinyanyikan oleh dua orang kata-katanya merupakan sindiran.

l.   Woi Nada
Ratapan yang mengisahkan perjalanan hidup pasangan muda-mudi yang menyedihkan dalam cerita rakyat Ende-Lio dan ada pula Woi yang dilakukan para dukun/bhisa mali dalam mengobati orang sakit dengan melagukan nada woi dalam keadaan tanpa sadar untuk menelusuri penyebab sakit/penyakit.
m. Peo Oro
Yaitu menyanyikan lagu-lagu tradisional oleh peo/solo dan dijawab oleh koor/oro.Peo Oro ini sangat kaya, karena untuk mengatasi sesuatu pekerjaan yang berat menjadi ringan, seperti:
-       Mboka : Goro watu rate dan balok menggunakan rumah adat wa’u barang berat lainnya dengan cara menarik bersama-sama.
-          O Lea: Lagu dalam kebersamaan meniti jagung yang dipanen.
-          Rongi : membuka lahan atau kebun
-          Dawe Dera: menanam tanaman
-          Debu Dera: menetas padi, dll.
n.   Soka Ke Lai Lowo:
     Syair lagu untuk menina-bobokan anak kecil dan lagunya hampir sama dengansodha, hanya syairnya merupakan kata-kata jenaka dan Soka Ke ini juga dipakai dalam acara gawi yang tidak resmi disebut Sodha Lai Lowo.
o.   Ndeo
     Penyanyi menyanyikan lagu secara bebas baik secara serius maupun bersifat jenaka/menghibur dalam berbagai acara. Ndeo ini berkembang menjadi pop Ende-lio dalam rekaman audio-visual berbentuk kase/VCD yang berkembang pesat menjadi hasil produksi para seniman/seniwati Kabupaten Ende.
Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook