Secara umum terbentuk SPKP bertujuan (1). dapat menekan laju kerusakan sumberdaya hutan, (2). Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan bisa menjadi wahana pembelajaran masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada usaha yang digeluti menjadi lebih baik, (3). dapat memacu peran serta pria dan wanita dalam kegiatan penyuluhan dan pembangunan kehutanan secara serasi dan hormonis, (4). dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kelompok kelompok usaha produktif.
SPKP memiliki prinsip : (1) melakukan konservasi alam, (2) meningkatkan pengetahuan anggota keompok dalam konsep pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok SPKP, (3) melestarikan lingkungan hidup.
Baca juga 👉 : SPKP Desa wologai Tengah
Melihat prinsip SPKP kedua, meningkatkan pengetahuan anggota keompok dalam konsep pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok SPKP, telah digandakan fungsi sekretariat menjadi "Rumah Baca". Kerenkan? Keren memang 😅, sendiri yang jawab pertanyaannya.
Rumah Baca yang tadinya adalah rumah warga bantuan pasca gempa 1992 yang tidak terurus. Atap, dinding, kompleks rumah tidak terurus. Sebagian dinding sudah banyak yang jebol. Dinding terbuat dari triplek 6 mm. Atapnya juga sudah banyak yang lubang dan sebagian malah sudah tidak ada seng. Mau bangun gedung baru, belum ada dana. Dengan semangat gotong royong dan prinsip harus bisa, ketua kelompok berdiskusi dengan semua anggota kelompok dan pendamping dari Balai TNK Pak Kuswoyo untuk rehab berat rumah warga untuk dijadikan Rumah Baca dan sekaligus sebagai sekretariat SPKP. Rumah dengan status pinjam pakai tersebut akhirnya bisa digunakan dengan beberapa proses rehab berat. Berikut sepenggal cerita ketua kelompok dengan admin Budaya Wologai :
Tahap Pertama, pembersihan Sekitar lokasi rumah dan pengukuran
Pada tahap pertama, melakukan pembersihan Sekitar lokasi rumah dan pengukuran. Semua anggota kelompok dikerahkan untuk pembersihan komplek rumah dari tanaman liar dan rerumputan semak. setelah pembersihan dilanjutkan dengan pengukuran luar rumah untuk mengetahui kebutuhan bahan lokal dan non lokal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rehab berat. Inventarisasi bahan lokal yang ada seperti bambu yang bisa digunakan untuk dinding. Bahan non lokal seperti seng, paku dan tali - temali.
Tahap Kedua, pembersihan ruangan, penataan Ruang Baca dan perbaikan atap.
Rumah bantuan darurat gempa 1992 umumnya bersifat loss. Ruang loss ini yang akan dimanfaatkan sebagai ruang baca dan pertemuan anggota kelompok. Sebagian seng atap sudah rapuh dan lubang. Harus diganti dengan yang baru. Yang masih bisa dipakai, jangan dilakukan pembongkaran. Mengingat rangka atap yang sudah rapuh, pekerjaan pembongkaran harus hati - hati agar tidak sampai jatuh atau merusak yang lainnya. Darimana harus mencari seng, paku, cat dan bahan non lokal lainnya? Kami berdiskusi dengan pendamping Balai TNK, pak Kuswoyo. Solusinya, kami harus berani mendekatkan diri pada pekerjaan fisik yang ada disekitar sekiranya ada sisa material non lokal. Alhasil, kami mendapatkan hibah beberapa lembar seng dan paku.
Ada kemudahan saat perbaikan dinding. Di sekitar dusun Resetlemen banyak bambu milik warga yang bisa kami dapatkan dengan cara meminta, tanpa harus membelinya. Desa dan dusun kami masih memiliki sosial masyarakat yang sangat tinggi. dari hasil pengukuran dan perkiraan kebutuhan awal kami harus menyiapkan bambu untuk dijadikan dinding kira - kira 200 lembar dengan ukuran 20 cm x 300 cm. Bahu - membahu anggota kelompok mengerjakan bambu cencang untuk dijadikan dinding (pelupuk). Semua dinding harus diganti dengan pelupuk baru.
Satu hal yang menjadi ilmu baru buat semua anggota kelompok dan masyarakat desa Wologai Tengah tentang "Penggunaan Rak Telur" sebagai pelapis dinding bagian dalam. Ilmu ini didapat dari pendamping Pak Kuswoyo. Setelah mendapat pelatihan serta bimbingan dengan ketersediaan bahan yang ada akhirnya sebagian dinding bagian dalam dapat dilapisi dengan "rak telur".
Tahap Keempat, pengecatan diluar dinding rumah baca
dinding bambu atau pelupuk yang telah dipasang harus dicat biar nampak indah. Anggota kelompok ada yang memiliki kemampuan untuk melapisi dinding dengan lukisan kreatif. Setelah dicat dan dilukis sebagian dinding, ada rasa bangga dalam dari semua anggota akan hasil kerja yang telah dikerjakan.
Tahap Kelima, penataan rak dan buku bacaan
Setalah pekerjaan besar telah selesai dikerjakan, bagian dalam rumah harus ditata terutama penempatan rak buku sebagai wadah untuk penempatan buku - buku bacaan. Rak buku dirakit dari bahan lokal yang tersedia. Darimana harus mencari dan mendapatkan buku? Kata - kata pendamping SPKP dari Balai TNK "kalau orang baik pasti bertemu orang baik juga". Kata - kata ini menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. Akhirnya Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) Bapak Persada Agussetia Sitepu, S.Hut, M.Si, memberikan bantuan buku - buku bacaan yang menjadi milik kelompok SPKP. Beberapa judul buku yang diberikan berlaku untuk semua umur. Ada bacaan anak - anak, remaja dan orang dewasa. Ada pula sebagai panduan petani dalam berladang atau bersawah.
Tahap Keenam, peresmian Rumah Baca
Akan diulas dalam session berikutnya
Tahap Ketujuh, Aktivitas kegiatan anak - anak di Rumah Baca
Tahap kedelapan, Rumah Baca juga sebagai Sekretariat SPKP
Pada saat - saat tertentu, Rumah Baca yang juga sekretariat SPKP Desa Wologai Tengah ini digunakan sebagai Ruang Pertemuan Kelompok, kegiatan pelatihan - pelatihan oleh mitra SPKP, serta kegiatan lainnya.
Sangat kagum ketika saya berkunjung kesana. Begitu besar harapan mereka untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Semangat gotong - royong menjadi suatu kekuatan besar dalam melaksanakan semua kegiatan mereka (kelompok SPKP).
Untuk pemenuhan kebutuhan bahan bacaan, menurut ketua kelompok sdr Stephanus Wempi, masih banyak kekurangan. Bahan bacaan untuk petani dalam hal pembibitan, penanaman, pemupukan, panen, penjualan masih sangat terbatas. Semoga ada pihak donasi yang bersedia menghibahkan kami buku - buku sebagai bahan bacaan kami untuk meningkatkan pengetahun kelompok kami, SPKP, sambung Wempi.
Kiranya para pembaca yang berkunjung ke "Budaya Wologai" dapat menjadi donasi buku bacaan di Rumah Baca SPKP Desa Wologai Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar