10 Des 2018, awal gejala diketahui. Pagi - pagi mata mama kelihatan sangat kuning. Mama harus segera diperiksa lengkap. Begitu kata dr. Yohanes Mario yang akrab disapa dokter Mario. Kata mama, tidak usah diperiksa, telepon Yuven Hary saja, biar Yuven yang suntik dan pasti sembuh. Mama pasti sembuh, tetapi alangkah baiknya kalau diperiksa lengkap dulu biar diketahui secara pasti apa penyakit mama, sambungku. Dari perbincangan singkat, akhirnya mama setuju untuk diperiksa lengkap. Hari itu juga, mama dan Osta ke Ende.
Mama dibawa ke dr.Aries,Sp.PD. Dr Aries mengirim permintaan pemeriksaan Laboratorium ke RSUD Ende. Hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD Ende, menerangkan kalau mama ada gangguan di hati, atau sirosis hepatis maligna. Mama dikasih resep tenofovix. Tetapi obat tersebut tidak ada di Ende. Coba hubungi beberapa apotik di Maumere juga tidak ada. Mama harus minum obat, akhirnya kembali ke dr Aries, minta ganti obat sejenisnya. Dokter menggantikannya dengan obat ricovir, ada obat di apotik kimia farma tetapi stocknya sisa 15 tablet. Tepatnya tanggal 15 des 2018, mama mulai minum obat yang ada sambil tunggu tambahan stoknya.
23 Desember 2018, keadaan mama makin drop, mama mengeluh sangat capai, bawaan ngantuk, mau berdiri saja susah. Tanta Tina menyarankan segera ke Rumah Sakit untuk pemulihan stamina dan pengobatan lanjutan. Saya punya pertimbangan lain dari pengalaman sebelumnya, akhirnya saya minta persetujuan bapak, Dita, Osta dan Ovin untuk merawat mama di RS.St.Antonius Jopu. Minggu 23 Des 2018 mama masuk RS Jopu sekitar pukul 23.00. Mama di rawat ruangan St.Paulus 3. Pagi - pagi 24 Des 2018, suster membawa mama Ekaristi. Mama berusaha untuk bangun tetapi tidak mampu. Akhirnya dibantu Dita, mama bisa menerima komuni. Mama makin drop.
Tanggal 25 Des 2018, dokter Heru menyarankan mama harus di rujuk ke RSUD TC.Hillers untuk pengobatan selanjutnya, terutama untuk di USG. Oleh suster, perayaan Natal 2018, mama menerima Komuni di tempat tidur. Semangat mama kelihatan saat suster menyapa mama untuk menerima komuni, mama berusaha bangun tapi tidak kuat. Dita bantu biar mama duduk untuk menerima komuni.
Mama makin drop keadaannya. Kadang bicara tidak sambung. Semua keluarga harus diinformasikan. Sejak dirawat di RS Jopu, Ano, Udis, Kae Sensi, Kae Nuel, Suster Rensi, Romi, Mikel, Saver, Ruben, Grasi, diberitahu.
Pukul 16.15 mama dirujuk ke RSUD TC Hillers Maumere. Ovin, Agus dan Udis kembali ke Wologai. Yang ikut ke Maumere Bapak, Dita, saya, Osta, Rega dan Berto. Kae Sensi segera dihubungi. Tiba di UGD Maumere pukul 23.10. Segera mama ditindaklanjuti. Langsung diambil darah untuk pemeriksaan laboratorium. Hasil labor masih sangat tinggi SGPT, SGOT, billirubinnya. Kae Sensi sekeluarga tiba setelah mama tiba di UGD. Keadaan mama sangat lemah. Mama bicara tidak sambung. Mama katakan, Nue tu aku da ghele Lute we. Aku no ana ku Lute we. Berulang kali mama katakan itu. Ketika ketemu kak Sensi, seakan sadar mama katakan, kau mai oe. No Eti, ine ne? Miu ma'e mbi'a mbera. Kae Sensi tidak kuat, akhirnya keluar dari UGD. Setelah itu kembali minta, Nue tu aku da ghele Lute we.
Jam 02 lewat 26 Des 2018, mama masuk ruangan VIP Mawar. Jam 08.15 kembali diambil darah dan urine. Mama sudah tidak sadar. Mama dipasang oksigen dan kateter. Saya melihat mama sudah sangat tidak respon dengan semua apa yang kita tanyakan. Saya hubungi suster untuk minyak suci mama. Hubungi kae Sensi. Telp Romo Anis lagi di Nduaria. Hubungi Romo Yonas lagi cuti di Ekoleta. Tidak ada Romo yang bisa dihubungi. Tanggal 27 Des 2018, oleh suster Rensi hubungi Romo Yonas. Akhirnya Romo Yonas menyampaikan ada Romo Sevrin Nuwa, O.Carm. Jam 09.15 mama mendapatkan sakramen Minyak Suci. Untuk tanda salib saja Dita yang bantu. Saat visite dokter menjelaskan ada jenis pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan oleh RSUD TC Hillers, harus dilakukan di laboratorium luar. Dokter menyarankan ke laboratorium Mahardhika. Saya ke Mahardhika, ternyata harus dikirim ke Surabaya. Petugas laboratorium mengambil darah dan mengirimkannya ke Surabaya.
Tanggal 28 Des 2018, mama sudah menunjukan sakratul maut. Napas tidak beraturan. Dokter yang merawat menjelaskan keadaan mama. Jam 08.50, mama menghembuskan napas. Mama meninggalkan bapak, 4 orang anak, 6 cucu dan semua keluarga. Semua saudara dihubungi. Kae Sensi sekeluarga segera ke Rumah Sakit. Setelah melepaskan semua infus, oksigen, kateter, mama dibawa ke ruangan pemulasan jenazah.
Selamat Jalan mama Klara Mbu, jadilah pendoa bagi kami semua di dunia ini.