berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Pokdarwis Desa Wologai Tengah

Oleh Ludger S


Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan kepariwisataan di daerahnya. Keberadaan Pokdarwis tersebut perlu terus didukung dan dibina sehingga dapat berperan lebih efektif dalam turut menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan disekitar destinasi pariwisata. Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya pembangunan di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh pemangku kepentingan yang ada dan terkait. 

Download 👉 : Pedoman Pokdarwis  

Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, dengan segenap peran dan fungsinya masing- masing. Jabaran peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan tersebut secara lebih jelas adalah sebagai berikut : 
  1. Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran dan fungsinya sebagai fasilitator dam pembuat peraturan (regulator) dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan. 
  1. Kalangan Swasta (pelaku usaha/ industri pariwisata) dengan sumber daya, modal dan jejaring yang dimilikinya menjalankan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksana pembangunan kegiatan kepariwisataan;  
  1. Masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki, baik berupa adat, tradisi dan budaya serta kapasitasnya, berperan sebagai tuan rumah (host), namun juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya. 
Sapta Pesona 
Sebagaimana disinggung di atas adalah : “7 (tujuh) unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan disuatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung”. Ketujuh unsur Sapta Pesona yang dimaksud di atas adalah : 
  1. Aman 
  2. Tertib 
  3. Bersih
  4. Sejuk 
  5. Indah 
  6. Ramah
  7. Kenangan 
Terwujudnya ketujuh unsur Sapta Pesona dalam pengembangan kepariwisataan didaerah akan bermuara pada Meningkatnya minat kunjungan wisatawan ke destinasi, Tumbuhnya iklim usaha kepariwisataan yang prospektif Pedoman Kelompok Sadar Wisata, Meningkatnya lapangan pekerjaan dan peluang pendapatan, serta dampak ekonomi multi ganda pariwisata bagi masyarakat. 

Silvester Rabu,
Ketua Pokdarwis Wologai Tengah
Ketua Pokdarwis desa Wologai Tengah bapak Silvester Rabu atau yang sering disapa Edo, saat Launcing Pokdarwis desa Wologai Tengah 8 Desember 2018 mengatakan sejak bulan Mei 2017 telah dibentuk Pokdarwis desa Wologai Tengah. Sebagai ketua, saya merasa Pokdarwis desa Wologai Tengah belum nampak kegiatan inovatif. Selama ini bersama Lutheran Word Relief (LWR) melakukan pendampingan untuk pengelolaan kopi. LWR juga telah membantu kami dengan Cafe Maro Kopi. LWR bersama Unflor Ende, telah mendampingi petani kopi, tidak hanya anggota Pokdarwis tetapi semua masyarakat Wologai Tengah. Banyak hal yang kami dapat dari pendampingan Unflor dan LWR. Bagaimana mengelola kopi yang baik dan tetap menjaga mutu kopi. Kedepannya selama setahun kami akan didampingi Unflor Ende dalam kegiatan Abdimas. Besar harapan kami, dengan pendampingan dari pihak Unflor Ende, semakin baik Pokdarwis desa Wologai Tengah. Sehingga, masyarakat dapat merasakan langsung dampak baiknya dari kegiatan Pokdarwis. Sebagai ketua, mewakili semua anggota Pokdarwis saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan kelompok kami. Ada pemerintah desa setempat, Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Perum Pegadaian Ende, Unflor Ende dan semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu atas semua dukungan, pencerahan, pendampingan serta sumbangan yang telah diberikan kepada kami. Semoa Tuhan Yang Maha Kuasa dan leluhur dapat membalas semua kebaikan mereka. 

So...yang penasaran silahkan berkunjung ke Kampung Adat Wologai, atau hubungi saudara

Silvester Rabu / Edo di +62812-4620-6386

Suasana depan cafe Maro Kopi
Persis dibawah "Fau Lele" letak cafe Maro Kopi








Share: Youtube

Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Warisan Leluhur

Oleh : Ludger S

Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Warisan Leluhur

Sungguh sangat memprihatinkan kondisi pemuda saat ini, adalah sebuah realita yaitu mulai menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang dimilki oleh generasi muda untuk memajukan budaya daerah yang merupakan warisan leluhurnya sendiri. Dalam tulisan sebelumnya saya menyebutkan “Penyakit Dekadensi Moral” kini menyerang generasi tanpa kendali. Kondisi seperti ini bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari di mana generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan, kian akan pudar. Kondisi seperti ini apabia dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam kehidupan masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran untuk memahami budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya jatidiri. Fenomena ini akan menjadi bahaya laten bagi kita semua. Pemuda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, olehnya itu  di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan . Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.

Bapak Bangsa Indonesia Soekarno mengatakan, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” – Soekarno”. Kata Bijak Soekarno diatas mengartikan bahwa pemuda merupakan bibit – bibit atau calon calon yang akan mampu membuat negara ini terus berkembang menjadi negara yang besar. negara yang bisa dihormati oleh negara lainnya. Kata-kata Soekarna tentang 10 pemuda itu merupakan kata kata yang sangat terkenal dan merupakan bagian dari sejarah Indonesia. 

Sesungguhnya, “ Seorang pemuda ibarat matahari yang tengah memancarkan cahaya terang dan cahaya yang paling panas” . Dari ungakapan ini  kita dapat mengatakan, bahwa masa muda  adalah masa kekuatan atau masa keemasan. Namun Saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan  melestarikan budaya daerah masing masing. Di sini bisa kita lihat, bahwa pemuda lebih  suka mengikuti budaya modern yang kebarat-baratan dari pada budaya daerah kita yang lebih beradat dan beradab. 

A. Budaya dan Kearifan Lokal

Secara umum budaya diartikan sebagai hal-hal yang  berkaitan dengan budi dan akal manusia. Jadi budaya daerah adalah suatu sistem atau cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah daerah dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya daerah terbentuk dari berbagai unsur, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karya seniserta bahasa. Kearifan Lokal  secara umum diartikan sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Ciri-cirinya adalah:

  1. mampu bertahan terhadap budaya luar,
  2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
  3. memunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
  4. memunyai kemampuan mengendalikan,
  5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Dengan demikian budaya dan kearifan lokal adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain.

B. “Nggua Bapu” sebagai unsur kearifan lokal

“Nggua  Bapu” bisa diartikan pesta adat dengan seremonial dan susunan acaranya. Arti yang sama dengan Nggua Bapu, disebagian wilayah mengenal “Mbama” di seputaran Lise, Joka Ju di seputaran Lio bagian selatan, dan sebagainya lainnya. Dalam bahasa Lio amanah yang menjadi pegangan turun menurun dari generasi ke generasi “susu ma’e du’u nama ma’e dute, susu nggua ma’e du’u raka tana noko nama bapu ma’e dute raka watu konggo”. atau “ laksanakan seremonial adat jangan berhenti, lakukan seremonial adat sampai tanah kurus batu mengecil”. Petuah ini mengajak semua generasi penerus “nggua bapu” untuk melaksanakan seremonial sampai kiamat.

Dalam seremonial “nggua bapu” semua “ana kalo fai walu” atau masyarakat adat diajak untuk selalu mengingat kembali beberapa hal : 

  1. Ngga’e : Tuhan : yang menjadikan alam semesta. Ini terlihat dalam ungkapan – ungkapan dalam melakukan seremonial adat “Ngga’e eo we’ti tana ne’na watu” atau Tuhan yang menciptakan tanah dan batu. 
  2. Du’a : Penguasa yang diwujudnyatakan dalam benda-benda pusaka (tetapi tidak semua benda pusaka dapat disebut du’a). Kata du’a sering dilafalkan dalam pelaksanaan seremonial “du’a gheta lulu wula”atau penguasa dibelakang bulan. Secara lurus dapat diartikan seperti diatas. Maksud dari ucapan ini menerangkan penguasa yang jauh dari jamahan masyarakat umum, hanya dijamah oleh orang yang berhak disaat-saat melaksanakan seremonial adat. Lantunan syair dan doa khusus sering didahulukan untuk menghargai “du’a”.
  3. Tana : tanah merupakan tempat berpijak semua makluk dibumi. Ucapan “koe kolu paki te’do” atau “gali isi pacul tanam” merupakan ucapan yang sering dilafalkan saat permulaan musim tanam. ................. Mempunyai watak TANAH, yaitu tanah merupakan dasar berpijak dan rela dirinya ditumbuhi. Artinya, Seorang pemimpin harus menjadikan dirinya sebagai penyubur kehidupan rakyatnya dan tidak tidur memikirkan kesejahteraan rakyatnya.
  4. Watu : batu, perumpaan tentang sesuatu kekuatan yang hakiki. “tu’a ngere su’a maku ngere watu”. Ungkapan ini sering dilafalkan saat anak-anak sedang sakit juga ketika sedang dalam masa peperangan.
  5. Liru : Langit. Dalam sejarah peradaban “liru” menjadi catatan sejarah, “nebu liru me’nga sa siku, tana menga sa paga”. P’se lika momo ngara liru mera”. Mempunyai watak LANGIT, yaitu langit mempunyai keluasan yang tak terbatas hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan batin dan pengendalian diri yang kuat, sehingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam. 
  6. Wula : bulan. Mempunyai watak BULAN, yaitu keberadaan bulan senantiasa menerangi kegelapan malam dan menumbuhkan harapan sejuk yang indah mempesona. Artinya, Seorang pemimpin hendaknya sanggup dan dapat memberikan dorongan serta mampu membangkitkan semangat rakyatnya, ketika rakyat sedang menderita kesulitan. Ketika rakyatnya sedang susah maka pemimpin harus berada di depan dan ketika rakyatnya senang pemimpin berada di belakang. 
  7. Leja : matahari. Mempunyai watak MATAHARI, yaitu matahari adalah sumber dari segala kehidupan, yang membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin hendaknya mampu mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyatnya untuk membangun negara dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya dan memamfaatkan cipta, rasa, dan karsanya. 
  8. Angi : angin. Mempunyai watak ANGIN, yaitu angin selalu berada disegala tempat tanpa membedakan daratan tinggi dan daratan rendah ataupun ngarai. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyatnya, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, hingga secara langsung mengetahui keadaan & keinginan rakyatnya. 
  9. Medi Sia : Bintang. Mempunyai watak BINTANG, yaitu bintang senantiasa mempunyai tempat yang tetap di langit sehingga dapat menjadi pedoman arah (Kompas). Seorang pemimpin hendaknya menjadi teladan rakyat kebanyakan tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan. 
  10. Api : api. Mempunyai watak API, yaitu api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Artinya, Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu. 
  11. Pu’u kaju : Mempunyai watak TUMBUHAN, yaitu tumbuhan/tanaman memberikan hasil yang bermamfaat dan rela dirinya dipetik baik daun,dan buahnya maupun bunganya demi kepentingan mahluk lainnya 
  12. Ae mesi :Lautan. Mempunyai watak SAMUDERA, yaitu laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Artinya, Seorang pemimpin hendaknya menempatkan semua rakyatnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian ia dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya 
  13. Sa’o : rumah. Mempunyai watak RUMAH, yaitu rumah senantiasa menyiapkan dirinya dijadikan sebagai tempat berteduh baik siang maupun malam. Artinya, Seorang pemimpin harus memayungi dan melindungi seluruh rakyatnya
C.     Peran pemuda dalam kebudayaan dan Kearifan Lokal

Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya daerah. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila pemuda sudah tidak lagi peduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun jika pemudanya memilki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi. Pemuda juga harus menjadi aktor terdepan dalam memajukan budaya daerah, sehingga budaya asing yang masuk yang  ke daerah  tidak merusak atau mematikan budaya daerah tersebut. 

Besarnya pengaruh budaya asing terhadap budaya daerah ini yang membuat para pemuda yang peduli terhadap budaya daerahnya harus bekerja keras dan memfilter setiap budaya yang masuk ke daerah. Jangan sampai pemuda lengah dan bahkan mengikuti budaya budaya yang bertentangan dengan budaya daerahnya. 

Setidaknya ada beberapa peran pemuda dalam memajukan budaya daerah, diantaranya:

a. Memperkuat Akidah 

Akidah merupakan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh para pemuda untuk meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasih ini juga akan menetukan seberapa kuat character suatu bangsa. Bila para pemudanya sudah tidak memiliki jatidiri yang kuat maka budaya asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser budaya suatu daerah.dan sebaliknya jika suatu daerah memiliki jatidiri yang kuat maka akan sangat sulit budaya asing untuk bisa masuk, apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut. Maka dari itu pemuda seharusnya lebih menguatkan jatidiri dan kecintaanya pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.

b. Meningkatkan Intelektualitas

Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui intelektualitas ini para pemuda bisa menyelamatkan memajukan budaya daerah di mana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi nilai nilai suatu budaya. Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun negeri ini , sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para pemuda bisa memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi pilter masuknya budaya asing ke daerah masing-masing. 

Penyebaran budaya asing yang semakin hari semakin memprihatinkan saat ini, yang mulai mengikis nilai-nilai budaya daerah seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi kalangan intelektual muda. Kecenderungan kepada  budaya  asing yang melanda generasi muda indonesia mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan pembelajaran budaya daerah yang mengadung nilai-nilai  luhur dimasanya termasuk penerapan muatan lokal di tingkat pendidikan.

c. Pemuda sebagai aset masa depan 

Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para pemuda  untuk terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan bersejarah. Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para pemuda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar daerah kita. 

Pemuda sebagai aset penerus eksistensi budaya daerah sudah menjadi kewajiban baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sebagian sudah hamper punah, sehingga kebudayaan  yang hampir punah itu bisa dibangkitkan lagi. Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk kelompok kelompok pecinta budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu berdirinya sarana dan prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah tersebut. 

Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan dapat melestarikan budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya. 

Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi penerusnya kelak.

d. Kesadaran Melestarikan Budaya

Sesungguhnya, “Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya yang baru”, demikian ungkpan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat ini yang terjadi kita lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik kita sendiri. Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak muda kita yang lebih hapal lagu lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu Ongkona Bone, Ininnawa sabbarae,  dan lain sebagainya, Nah disinilah peran penting para pemuda untuk menyelamatkan serta melestarikan budaya daerah yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini. 

Sejatinya, kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini idealnya memang harus dimulai dari para pemuda, karena di pundaknyalah ada potensi besar yang perlu mendapat motivasi dari berbagai pihak



Share: Youtube

Pegadaian Ende ada di Kampung Adat Wologai

oleh Ludger S


Kegiatan Launching Pokdarwis di kampung adat Wologai desa Wologai Tengah yang dilaksanakan pada 8 Desember 2019 di kantor desa Wologai Tengah dihadiri oleh masyarakat desa setempat, dari Universitas Flores (Unflor) Ende dan dari Pegadai Ende. Setelah sambutan pembukaan kepala desa, semua hadirin diajak untuk snack. Beberapa tokoh yang hadir saling melontarkan pertanyaan, kenapa ada Pegadaian? Apa ada kegaitan yang berhubungan dengan Pegadaian? Saya yang kebetulan didekat situ cuman bisa senyam - senyum, karena saya sendiri tidak mengetahui secara pasti kehadiran Pegadaian dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tak berselang lama, semua hadirin dipersilahkan kembali ke ruang pertemuan. 

Selanjutnya di serahkan waktu kepada pihak Unflor Ende untuk memberikan pencerahan tentang kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam hal Peningkatan Pokdarwis, peningkatan kegiatan literasi serta membangun objek selfie point. Setelah pak Anno Kean memberikan beberapa penjelasan lanjutan, diskusi dalam nuansa tanya jawab, acara selanjutnya di serahkan kepada pak Stenly dari Pegadai Ende

Mewakili Pegadai Ende, hadir pada kesempatan itu bapak Stenly Kaliey Bisinglasi dan bapak Syarifudin Sumbi. Bapak Stenly Kaliey Bisinglasi yang akrab disapa Pak Stenly dengan semangat menginformasikan kepada peserta yang hadir tentang Pegadaian. Adakah peserta yang hadir di aula ini yang pernah ke Pegadaian? Semua menjawab, tidak pernah berurusan dengan Pegadaian. Pak Stenly lanjut dengan memberikan informasi sedetil mungkin tentang Pegadaian. Semua hening, konsen mendengarkan paparan pak Stenly. Beberapa diantaranya, menggadaikan kendaraan tanpa menitipkan kendaraan di Pegadaian. Pegadaian juga memberikan pinjaman tanpa bunga dengan batas pinjaman tertentu. 

Tabungan emas
Tabungan Emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas. Masyarakat diberikan kebebasan menabung emas minimal 0.01 gram atau setara dengan Rp. 6.800. (harga emas 8 des 2018, 680.000/gram). Tabungan dalam bentuk emas ini bisa diambil kapan saja sesuai harga emas terupdate. Keren memang, mempunyai buku tabungan tapi isinya "emas". Semua peserta rapat sangat antusias mendengar penjelasan pak Stenly. 


Masih banyak produk unggulan lainnya, tetapi semua tertarik dengan tabungan emas ini. Pada kesempatan terakhir, pegadaian menyerahkan bantuan kepada Podarwis Wologai Tengah sebesar Rp. 17.800.000.- (tujuh belas juta delapan ratus ribu rupiah). Dana tersebut akan digunakan untuk tabungan emas kepada semua anggota Pokdarwis. 

Tokoh adat yang hadir pada kesempatan itu, spontan mengucapkan terima kasih kepada Unflor Ende dan pihak Pegadaian yang telah memberikan pencerahan kepada "ana kalo fai walu" di kampung adat Wologai.



Share: Youtube

Luanching Pokdarwis desa Wologai Tengah

oleh : Ludger S




8 Des 2018, bertempat di kantor desa Wologai Tengah, dilaksanakan Launching Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata desa Wologai Tengah. Hadir pada kesempatan itu Kepala Desa (Kades) Wologai Tengah Emilianus Linu dan jajarannya, kepengurusan serta anggota Pokdarwis, tokoh adat, tokoh masyarakat, undangan lainnya,  mewakili Universitas Flores (Unflor) Ende oleh Yohanes Yakobus Werang Kean atau yang akrab disapa Anno Kean dan Stenly dari Pegadai Ende.  


Emilianus Linu
Kepala Desa Wologai Tengah
Dalam sambutannya, kades yang akrab disapa Linus Emi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan Launching Pokdarwis desa Wologai Tengah. Ini bukti bahwa pokdarwis merupakan wadah dimana kita bisa mengembangkan potensi wisata kita ke dunia luar. Kita mempromosikan kehasan kampung kita, kerajinan tangan masyarakat kita dan banyak hal lain yang akan kita peroleh. Secara langsung saya harapkan ada peningkatan ekonomi masyarakat dari meningkatnya jumlah kunjungan ke desa kita. Semua elemen masyarakat desa Wologai Tengah saya ajak untuk berpartisipasi atau mengambil bagian untuk kegiatan tersebut. Kades Linus Emi juga menerangkan bahwa selama ini kita telah didamping oleh LWR dengan kegiatan Peningkatan Kapasitas Petani Kopi dan membuka cafe Maro Kopi. Kegiatan ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Kedepannya, selama satu tahun kita akan didampingi oleh tim dari Universitas Flores (Unflor) Ende dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Lanjut kades, kiranya kegiatan Launching Pokdarwis kita hari ini tidak semata seremonial belaka. Hari ini kita mulai, memulai sesuatu yang bermanfaat untuk kita semua. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa, selalu menyertai kita semua. 


Yohanes Yakobus Werang Kean
berswiter putih
Mewakili Universitas Flores (Unflor) Ende, Yohanes Yakobus Werang Kean atau yang akrab disapa Anno Kean mengucapkan terima kasih kepada kades Wologai Tengah yang serta semua elemen masyarakat yang telah menerima Unflor Ende untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di desa Wologai Tengah ini. Terima kasih juga disampaikan kepada pihak Pegadaian Ende yang ikut serta mengambil bagian dalam kegiatan Launching ini. Lanjut Anno, Unflor sebagai mediator budaya dalam usaha menjalankan salah satu kegiatan "tri dharma" perguruan tinggi, yakni Pengabdian Kepada Masyarakat lebih menitikberatkan pada kegiatan usaha - usaha peningkatan pengelolaan kepariwisataan di pulau Flores umumnya dan kabupaten Ende khususnya. Kenapa harus Wologai Tengah? Hanya satu jawabannya, Wologai Tengah atau kampung adat Wologai memiliki potensi. Kedepannya kita memfokuskan dalam penguatan kapasitas Pokdarwis, peningkatan kegiatan literasi serta membangun objek selfie point. Untuk mewujudkan semua ini, satu harapan kami dan tentunya harapan kita bersama, mari kita "satukan langkah serta bulatkan tekad, kerja sama dan sama - sama bekerja". 

Download 👉 : Pedoman Pokdarwis  



Share: Youtube

Tracking to Kelimutu Lake

oleh : Ludger S



Tak terbilang jumlahnya para pengunjung yang berwisata ke danau Kelimutu. Baik wisata domestik maupun wisata mancanegara. Semua ingin melihat langsung danau tiga warna Kelimutu. Dari arah timur dalam bahasa Lio ke - 3 danau itu dengan nama "Tiwu Ata Polo, Tiwu Nuwa Muri Weki Jemu dan Tiwu Ata Bupu". Tiwu artinya kolam atau danau. Ata Polo artinya "Orang Suanggi". Nuwa Muri Weki Jemu artinya Pemuda dan Pemudi. Ata Bupu artinya Orang Tua. Orang Lio meyakini "Kelimutu adalah peristirahatan jiwa - jiwa manusia yang sudah meninggal. Orang yang berperilaku jahat semasa hidupnya disinonimkan dengan suanggi. Di Tiwu Ata Polo lah tempat beristirahat arwahnya. Orang yang mati muda belum menikah, arwahnya beristirahat di Tiwu Nuwa Muri Weki Jemu. Orang yang meninggal sampai usia tua, arwahnya akan berisitrahat di Tiwu Ata Bupu.

Baca juga 👉 Kelimutu  

Berwisata ke Kelimutu dengan jalur yang lazim dengan kendaraan roda 2 atau roda 4 itu biasa. Yang luar biasa itu, berwisata ke Danau Kelimutu dengan berjalan kaki, menelusuri indahnya alam, berview ria di puncak - puncak gunung yang dilewati, menikmati alam dengan berjuta keunikan, yang tentunya menyegarkan otak dan pikiran kita. Trennya sih, orang menyebutkannya "Trekking". Dari mana start jalur trekking? Siapa pemandu Trekking? Apa yang perlu dibawa? Semuanya akan kita bahas disini.



Jalur Trekking ke Danau Kelimutu

Kita akan mulai dari dusun Resetlemen desa Wologai Tengah Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di dusun inilah kita akan memulai rute perjalanan dengan pemandu yang sudah biasa memandu jalur trekking. Ada gerbang masuk, kita akan menapaki puncak Wolodo melalui Ba'le Mbembu seterusnya sampai masuk di "Tiwu Ata Bupu. 

JALUR TREKKING : Resetlemen ⟾ Ba'le Mbembu  Wolodo ⟾ Rega Do  Me'lo  Deturia  Detu Mbako  Alo Tube  Keli Tua  Wolomapa  Bu Ndari  Awu Jebhu  Bu Ria  Watu Te Susu ⟾ Tiwu Ata Bupu


Pemandu Trekking dan Perlengkapan Trekking 

Di dusun Resetlemen, telah dibentuk Kelompok Sentra Penyuluh Kehutanan Pedesaan (SPKP) oleh Departemen Kehutanan melalui Taman Nasional Kelimutu (TNK) Region Ende. Kelompok yang aktif dalam kegiatan melindungi hutan, telah dilatih untuk memandu pencinta alam dalam bentuk trekking atau juga hiking. Vasilitas trekking juga telah disiapkan mulai dari tenda kemping dan perlengkapan lainnya. Yang berminat bisa hubungi sdr Arnoldus Yansen Moda dengan HP +62812-3859-7945  atau sdr Stephanus Wempi, HP +62822-3668-2925. 

Baca juga 👉 Dusun Resetlemen 

Berapa biayanya?
Biaya yang diperlukan untuk sekali trekking silahkan menghubungi pemandunya. Tergantung jumlah pemandu yang dibutuhkan. Paketan diatas dengan atau tanpa portir.





Yups mari trekking 👍



#wologai
#ludgerwologai
#budayawologai
#puskesmaspeibenga 
Share: Youtube

Iya, Meja dan Wongge

Oleh Ludger S




Ende merupakan  ibukota kabupaten Ende. Letakknya ditengah – tengah pulau flores, kota Ende sering disebut sebagai “cenrtal of flores”. Kota Ende terletak di pesisir pantai selatan pulau Flores. Gunung – gunung mengapit keberadaan kota Ende. Ada gunung Meja, gunung Wonggge, Gunung Iya dan beberapa gunung lainnya. Konon gunung – gunung tersebut menyimpan legenda tersendiri. Yuk kita simak cerita berikut ini.


Adalah Iya, seorang gadis dengan paras sangat cantik. Karena kecantikannya, banyak yang ingin memiliki Iya sebagai pacar juga sebagai teman hidup, istri. 
Meja seorang pemuda tampan yang baik hati, sopan, sederhana dan banyak pembawaan positif lainnya yang ada pada pemuda Meja.
Wongge juga merupakan seorang pemuda tampan yang gagah berani. Wongge sangat temparamen, kasar, egois, pokoknya benar – benar flores, hahahahaha
Meja sangat menyukai Iya. Meja selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk menarik perhatian Iya. Selain Meja, banyak pemuda lain yang menyukai Iya. Diantaranya Wongge. Seperti pemuda lain, Wongge juga pasang aksi untuk menarik perhatian Iya sang bunga desa.
Hari berlalu, tahun berganti. Ternyata Iya lebih menyukai Meja ketimbang pemuda lainnya termasuk Wongge. Meja mengetahui kalau Iya telah memutuskan untuk memilih dirinya ketimbang pemuda yang lain. Meja mulai berani memadu kasih denga Iya secara terang – terangan. Banyak pemuda yang menaruh harapan pada Iya kecewa dengan keputusan Iya. Mereka semua sangat benci kepada Iya dan Meja. 
Suatu ketika, Meja dan Iya sedang memadu kasih. Mereka sangat menikmati kebersamaan mereka. Saling becanda ria, mengekspresikan perasaan jiwa mereka bahwa mereka sedang mabuk asmara. Mereka sepakat untuk membina rumah tangga baru, sebagai sepasang suami istri. Semakin hari, Meja dan Iya selalu bersama. Suatu ketika Wongge memergoki Iya dan Meja sedang memadu kasih. Wongge yang temperamen sangat marah. Perasaan kesal berkecamuk, emosi memuncak. Meja harus disingkirkan sebelum Meja menikah dengan Iya. Setibanya dirumah, Wongge tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya kacau mengingat kejadian siang tadi. Bagaimana tidak? Dengan mata kepala sendiri Wongge melihat betapa bahagianya Iya disamping Meja. Yah! Iya telah memilih Meja. Apa yang harus saya lakukan? Pikir Wongge. 
Keesokan harinya, Wongge kembali melihat Iya lagi bersanding dengan Meja. Meja sangat menyayangi calon istrinya Iya. Melihat momen itu amarah Wongge memuncak. Naik sampai ubun – ubun kata orang Ende. Wongge cepat – cepat pulang kerumahnya untuk mengambil parangnya. Setibanya ditempat Iya dan Meja, mereka masih memadu asmara. Tanpa pikir panjang Wongge menerjang dan ingin menebas kepala Meja atau Iya. Meja melihat kejadian akhirnya Meja menghalau mengayomi Iya. Akhirnya parang Wonggge menghantam dan memutuskan kepala Meja. Kepala Meja putus dan terlempar ke muara Nanganesa. Kepala Meja menjadi sebuah pulau kecil yang dinamakan pulau “Koa”. Badan Meja tenggelam kedalas bumi, lehernya membentuk sebuah gunung, yang sekarang dikenal dengan gunung Meja. Setelah membunuh Meja, parang Wongge terlepas dan membentuk sebuah pulau yang bernama pulau Ende. Sedangkan Wongge sendiri menjadi sebuah gunung yang bernama gunung Wongge. 
Akhirnya Iya meratapi kekasihnya dengan sangat sedih. Iya benar – benar kehilangan pujaan hati. Iya merangkul kekasih hatinya itu. Iya tidak mau terpisahkan dengan Meja. Akhirnya Iya menjadi sebuah gunung api. Gunung Iya terletak dibelakang gunung Meja. 


Masyarakat Ende meyakini Iya akan sedih dan meratapi Meja sepanjang hayat. Ada waktu tertentu Iya akan sangat sedih akan kehilangan kekasihnya. Bila saat itu tiba, gunung api Iya akan meletus mengeluarkan lahar panas sebagai ungkapan kesedihannya.


Share: Youtube

Mario's Trip to Tiwusora Lake

oleh Ludger S


dr Mario di Tiwu Sora

Selasa 4 Des 2018. dokter Yohenes Mario yang akrab disapa dr Mario menjelajah "trisula selatan" Lepkes. Tujuan hiking, Tiwu Sora. Perjalanan dimulai dari tempat pengabdian Puskesmas Peibenga - Nua Leta - Keriselo - Lisekuru - Mbe'i Ndori - Nuawika - Saga Pare - Ratenggoji - Detuara - Detulate - Detunaka - Diriani - "Tiwusora" - Deturia - Liselande - Hangalande - Pise - Ratebobi - Kotabaru - Maurole - Ranokolo - Wewaria - Detuoko - Ekoleta - Wologai - Peibenga. Berangkat jam 07.00 - 20.30 witteng. Melelahkan namum sangat puas dengan keaslian alam yang masih sangat natural. 

Menggunakan sepeda motor jenis Verza, bekal makan dan minum, camera, perlengkapan P3K, dikemas dalam ransel siap go...go...go.... Di pandu oleh Berto Roga Langga yang juga sopir di Puskesmas Peibenga mulai hiking. Istirahat sejenak di Mbotu Laka Beke, kiran - kira 20 menit perjalanan dari Peibenga. Mbotu Laka Beke yang terletak persis di bawah gunung Kelisoke mempunyai view alam yang sangat luar biasa. Yang takut ketinggian sebaiknya jangan coba menelusuri Mbotu Laka Beke. Setelah mengabadikan beberapa moment perjalanan dilanjut sesuai jalur hikingnya, Mbe'i Ndori - Nuawika - Saga Pare - Ratenggoji - Detuara - Detulate - Detunaka - Diriani - "Tiwusora".



Memasuki wilayah Tiwusora tepatnya di perkampungan Diriani, kebetulan berpapasan dengan petani yang kebetulan lewat, menanyakan letak "Tiwusora". Setelah melewati jalur tradisional tapi bisa dilewati sepeda motor bagi yang berani, sampai juga ke Tiwusora. Sebuah danau yang sangat natural. Sangat sejuk, banyak jenis pohon besar yang tumbuh di sekitar danau. Airnya yang sangat jernih, bening, dapat memantulkan hasil bidikan camera diatas permukaan. Selanjutnya tentang "Tiwusora" dibahas pada kesempatan berikutnya.


Mbotu Laka Beke

Perjalanan dilanjutkan ke Deturia. Sebuah hamparan padang yang sangat luas dengan pemandangan alam yang sangat luar biasa. 


Tiwusora

Tiwusora

Berto di Tiwusora

Berto di Tiwusora

Lokasi Deturia

Lokasi Deturia

Lokasi Deturia

Lokasi Deturia

Semua foto diatas, koleksi pribadi dr Yohanes Mario Ramli


#wologai
#ludgerwologai
#budayawologai
#puskesmaspeibenga



Share: Youtube

Embung Alobewa

oleh : Ludger S


Adrianus H.Mbusu,
Kepala Desa Wologai Timur
"Ata Ende" sebutan untuk orang kabupaten Ende tentunya mengetahui dengan baik desa Wologai Timur. Sebuah desa di Kecamatan Lepembusu Kelisoke (Lepkes) yang berada di ruas jalan negara trans Ende - Maumere. Desa yang langsung berbatasan dengan desa Nduaria dan Desa Wologai Tengah kecamatan Kelimutu dan kecamatan Detusoko dan merupakan gerbang masuk ke desa - desa lainnya di kecamatan Lepkes. Sebelum merger ke kecamatan Lepkes, Wologai Timur (Woltim) termasuk bagian dari kecamatan Detusoko.

Beberapa tempat wisata yang terdapat di desa Woltim seperti Kampung Adat Wolobewa, Muru Taga, Muru Wari Le'ja, Hamparan Sawah tadah hujan, hutan adat "otoleke" dan beberapa embung. Dengan luas wilayah 1,65 KM² atau sekitar 1,21% dari luas wilayah kecamatan Lepkes, Woltim sangat menonjol perubahan pembangunan desanya..


Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah permukaan tanah yang lebih rendah dari daratan sekitarnya dengan area cukup luas sebagai penampung air. Secara umum, Embung digunakan sebagai sarana pengendali air untuk keperluan tertentu. Sebagai tempat penampung air, Embung memiliki banyak fungsi. Selain bermanfaat bagi manusia, Embung juga difungsikan untuk keseimbangan alam. Secara Nasional, Embung menjadi program prioritas Kementrian Desa dan Daerah Tertinggal diberbagai desa di Indonesia 

Secara operasional embung berfungsi mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak dimusim kemarau dan mencegah banjir dimusim penghujan. Tak hanya itu, dalam embung juga dapat disebar ikan untuk usaha perikanan dan mencegah perkembangan jentik nyamuk. 

Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off ) pada wilayah sekitarnya serta sumberair lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya. Juga menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.


Embung Alobewa

Dibangun tahun 2011 dengan APBN dan APBD I NTT. Sama seperti embung - embung yang lain, Embung Alobewa juga dibangun dengan tujuan untuk menampung air untuk berbagai keperluan masyarkat desanya juga untuk menjaga keseimbangan alam. 

Kepala Desa Wologai Timur Adrianus H. Mbusu atau yang akrab disapa Adrian menjelaskan yang paling utama tujuan dibangunnya Embung Alobewa yaitu untuk "Investasi Air" sehingga dapat memenuhi kebutuhan terhadap air untuk pertanian, hortikulutal, perkebunan, peternakan dan juga sebagai tempat rekreasi rakyat. Embung yang dibangun diatas puncak berbatasan langsung dengan hutan rakyat ini langsung menampung mata air "Alobewa" dan air permukaan sekitarnya. 

Di waktu musim hujan, debet air sangat besar. Embung Alobewa dapat digunakan mengairi sawah tadah hujan yang ada di wilayah desa Wologai Timur. Beberapa anak sungai mengaliri air dari Embung Alobewa. 

Di musim kemarau, embung Alobewa dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mengairi area sawah (rano) yang berganti dari padi sawah ke jenis sayuran dan hortikultura lainnya. Embung Alobewa juga telah ditabur dengan beberapa benih ikan. Ada ikan Mas, ikan Mujair dan beberapa jenis ikan. Kedepannya diminta pengelola BUMDES Wologai Timur lebih mengoptimalkan lagi maanfaat lain dari Embung Alobewa. Bisa digunakan sebagai kolam pemancing, bisa digunakan sebagai tempat wisata view alam. Karena dari letaknya ditinggian, kita bisa melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Pemandangan matahari terbenampun sangat menakjubkan. Lanjut Kades  Adrian (sapaan akrab masyarakat setempat) disekitar embung Alobewa juga telah dibangun beberapa embung mini dari Dana Desa.


Saat mengakhiri diskusi singkat, kades Adrian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing - masing telah membantu desa Wologai Timur selama ini sehingga banyak pembangunan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Pemerintah Provinsi NTT yang telah mengalokasi dana untuk pembangunan embung Alobewa, Pemerintah Kabupaten Ende yang telah merekomendasikan desa Wologai Timur untuk pembangunan embung Alobewa. Para Kepala Dusun, RW, RT dan semua masyarakat Wologai Timur yang tak henti - hentinya menyuarakan melalui perencanaan partisipatif untuk pembangunan di Wologai Timur. Tak lupa juga saya menyampaikan terima kasih kepada Ketua Tim Penggerak PKK desa Wologai Timur yakni istri saya tercinta yang selalu mendukung setiap program kerja desa saya ini. 


Semua Foto Embung Alobewa dibawah ini karya Huyen Hary






Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook

Gerunion Creator

Wikipedia

Hasil penelusuran

Adsense

Recent Posts

Pepatah Lio

  • Ni Sariphi Tau Wini, Tuke Sawole ngara du nggonde.
  • Lowo Jawu Ae Ngenda.
  • Ndange Beke dan Ngenda Beke.