berbagi kemesraan tentang keanekaragaman budaya Nusantara

Wa’u Tosa


Oleh Ludger S


Wa'u Tosa

Sejak dilaksanakannya acara “poto keu uwi” (masukan pinang dan jenis umbian) kerumah adat utama (sa’o ria/sa’o bhisu koja) dan lima rumah adat lainnya yang mempunyai “keu uwi” selanjutnya dilaksanakan acara “wa’u tosa”. Secara harafiah ungkapan “wa’u tosa” berasal dari kata wa’u (turun) dan tosa (bersihkan tapi lebih kepada bersihkan beras hasil tumbuk).
Jadi seremonial “wa’u tosa” adalah upacara simbolik pembersihan diri dengan melaksanakan menumbuk padi menjadi beras oleh “ine ria fai ngga’e” dan ata ine di sa’o ria berjumlah tiga orang. Setelah Wa’u tosa dilkasanakannya acara “ia keu” dimana setelah ia keu akan dilaksanakan “gawi sia”.
Wa'u tosa ; mosalaki menyerahkan alu
Beberapa “ine dan ine ria fai ngga’e keluar dari rumah adat utama dengan mengenakan baju hitam khas baju adat Lio umumnya didahului oleh mosalaki pu’u, ketempat akan dilaksanakan “wa’u tosa” disebelah kanan rumah adat. Ditempat itu sudah disedikan lesung untuk menumbuk padi.
Satu hal yang perlu diperhatikan yaitu tidak boleh ribut atau mengeluarkan suara apapun saat pelaksanaan upacara “wa’u tosa”, karena simbol dari seremonial ini adalah saat penyucian diri untuk puncak acara adat.
Yang sangat menarik dari seremonial “wa’u tosa” adalah padi yang ditumbuk hingga menjadi beras hanya dengan cara menyentuh bukan dengan cara hentakkan keras, dan akhirnya padi tersebut menjadi beras juga hasilnya,….




Share: Youtube

Informasi Covid-19

Total Tayangan Halaman

Popular

Facebook

Gerunion Creator

Wikipedia

Hasil penelusuran

Adsense

Recent Posts

Pepatah Lio

  • Ni Sariphi Tau Wini, Tuke Sawole ngara du nggonde.
  • Lowo Jawu Ae Ngenda.
  • Ndange Beke dan Ngenda Beke.